kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan ekspor turun, Sritex (SRIL) terbantu penjualan masker dan APD


Senin, 11 Mei 2020 / 17:00 WIB
Penjualan ekspor turun, Sritex (SRIL) terbantu penjualan masker dan APD
ILUSTRASI. Penjualan ekspor Sri Rejeki Isman (SRIL) atau Sritex pada kuartal I-2020 turun 1% menjadi US$ 189,14 juta.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan ekspor PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pada kuartal I-2020 turun 1% year on year (yoy) menjadi US$ 189,14 juta. Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam mengatakan, penurunan ini disebabkan penundaan pesanan oleh beberapa pembeli karena adanya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor.

Melihat laporan keuangan yang dirilis Sritex, Senin (11/5), terdapat penurunan penjualan pada regional Asia sebesar 5,6% yoy menjadi US$ 111,23 juta, Eropa -4% menjadi US$ 28,93 juta, serta Uni Emirat Arab dan Afrika -9,9% yoy menjadi US$ 19,7 juta. Sebaliknya, penjualan ke Amerika Serikat (AS) dan Amerika Latin meningkat 38,2% yoy menjadi US$ 28,73 juta dan penjualan ke Australia naik 9,8% menjadi US$ 556.570.

"Meskipun begitu, manajemen SRIL sudah menyiapkan strategi terkait adanya penurunan ekspor, yakni dengan memproduksi dua produk yang dibutuhkan dalam situasi Covid-19, yaitu masker non-medis dan pakaian APD," ungkap Welly dalam keterangan tertulis, Senin (11/5).

Baca Juga: Raup penjualan US$ 316,62 juta, Sri Rejeki (SRIL) catat penurunan pasar ekspor di Q1

Menurut Welly, penjualan baju pelindung dan masker non-medis berkontribusi sekitar 32% dari total penjualan divisi garmen atau pakaian jadi. Asal tahu saja, penjualan divisi garmen pada triwulan pertama 2020 tumbuh 3,51% yoy menjadi US$ 77,70 juta. Jumlah tersebut setara dengan 24,54% total penjualan SRIL yang sebesar US$ 316,62 juta.

Saat dihubungi Kontan.co.id, Corporate Communications SRIL Joy Citradewi menambahkan, selama kuartal I-2020, masker dan pakaian pelindung baru dijual ke pasar dalam negeri. Hal ini membuat penjualan lokal SRIL terkerek 1,4% yoy, dari US$ 125,73 juta pada kuartal I-2019 menjadi US$ 127,48 juta pada kuartal I-2020.

Sritex telah memproduksi baju pelindung tersebut sejak Januari 2020, sedangkan masker non-medis mulai minggu ketiga Maret 2020. Welly mengklaim, kecepatan Sritex dalam memproduksi kedua produk ini adalah karena bisnis model yang terintegrasi secara vertikal.

Baca Juga: Ini emiten-emiten yang mendapat berkah dari pelemahan rupiah

Selain itu, kecepatan ini juga didorong oleh rekam jejak yang kuat dalam produksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi, pakaian-pakaian lainnya dengan spesifikasi khusus (contoh: anti stain, breathable, anti chemical biological radiation and nuclear), serta didukung oleh unit riset dan pengembangan.

Welly memprediksi, penjualan masker akan lebih banyak pada kuartal II-2020, sebab pada triwulan pertama baru efektif pada minggu ketiga Maret. "Kami memproyeksikan bahwa masker akan menjadi salah satu tren dalam tahun ini karena setiap orang tetap harus melindungi dirinya dari penularan Covid 19 sepanjang vaksin belum ditemukan," tutur dia.

Untuk itu, SRIL siap memproduksi produk-produk tersebut sambil terus berinovasi membuat produk-produk lain untuk membantu penanganan Covid-19,  baik di tingkat nasional maupun internasional. Pada pertengahan April 2020, SRIL bahkan telah memproduksi disposable coverall yang teruji sesuai dengan standar American National Standard ANSI/AAMI PB70 : 2012 Level 3.

Baca Juga: Akibat virus corona, outlook Sri Rejeki Isman (SRIL) menjadi negatif

Sejauh ini, SRIL memiliki kapasitas produksi pada divisi benang (spinning) sebesar 1,15 juta bales per tahun, penenunan (weaving) sebesar 180 juta meter per tahun, kain jadi (finishing) sebesar 240 juta yard per tahun, dan pakaian jadi (garmen) sebesar 30 juta potong per tahun. Saat ini, tingkat utilisasi produksi segmen spinning mencapai 92%, weaving 90%, finishing 90% dan garment di atas 100% karena adanya penambahan jam kerja di divisi pakaian jadi.

Sepanjang triwulan pertama 2020, Sritex juga telah menyerap belanja modal hingga US$ 15,8 juta. Sebagian besarnya digunakan untuk pemeliharaan mesin-mesin.

Jumlah pengeluaran tersebut masih sesuai dengan proyeksi belanja modal 2020 yang akan berkisar di US$ 40 juta-US$ 50 juta. Dana belanja modal tersebut akan berasal dari dana kas Sritex.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×