kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan poundsterling terhadap dolar AS berpotensi terus berlanjut


Minggu, 16 Februari 2020 / 09:58 WIB
Penguatan poundsterling terhadap dolar AS berpotensi terus berlanjut
ILUSTRASI. GBP/USD menguat 1,20% dalam sepekan dan ditutup 1,3047 pada Jumat (14/2).


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menguat tipis pada perdagangan Jumat (14/2), pasangan mata uang GBP/USD mencatatkan penguatan selama sepekan. Mengutip Bloomberg, GBP/USD menguat 1,20% dalam sepekan dan ditutup 1,3047 pada Jumat (14/2).

Analis PT Finex Berjangka Nanang Wahyudin mengatakan penguatan poundsterling ditopang perombakan kabinet oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Pasca pengunduran diri Menteri Keuangan Sajid Javid dari kabinet Britania Raya, Rishi Sunak ditunjuk sebagai menteri keuangan baru Inggris.

“Rishi Sunak dikenal mendukung stimulus fiskal yang akan mengambil beberapa tekanan pada bank Inggris untuk menurunkan suku bunga. Bahkan menurut survei RICS, harga rumah di Inggris naik sebesar 17% selama Januari, menjadi pertama kalinya dalam satu setengah tahun,” terang Nanang pada Kontan.co.id Minggu (16/2).

Baca Juga: GBP/JPY diprediksi melemah di tengah ketidakpastian politik Inggris

Nanang menambahkan, poundsterling akan terus berpotensi menguat karena prospek belanja pemerintah yang lebih besar. Menurutnya, hal ini diatur untuk mendorong ekonomi melalui potensi belanja publik dengan menciptakan kepercayaan yang dapat mendorong belanja sektor swasta. “Mata uang yang mendasarinya memiliki ruang untuk naik di samping pertumbuhan yang lebih kuat,” jelasnya.

Peningkatan belanja pemerintah juga akan mengurangi tekanan dari bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) untuk menyediakan stimulus moneter tambahan. Bahkan jika inflasi gagal naik, BOE tidak akan berada di bawah tekanan dan tidak tergesa-gesa untuk menurunkan suku bunga atau memperluas skema pembelian obligasi.

Sementara dari Amerika Serikat (AS), virus corona masih akan mendorong minat investor terhadap safe haven yakni dolar AS. Apalagi jumlah kasus virus corona terus bertambah menimbulkan kekhawatiran terhadap perekonomian global.

Baca Juga: China diramal akan membiarkan yuan keok lebih lanjut, ini penjelasan analis

“Karenanya sebagai safe haven, dolar AS juga naik hingga menjulang ke posisi tinggi empat bulan lebih. Rivalnya euro dalam pair EUR/USD mencapai posisi terendah baru multi-tahun di 1,0833,” kata Nanang.

Secara teknikal, pasangan GBP/USD masih berpotensi menguat dimana terlihat pada timeframe daily harga yang berada di atas moving average (MA) 26. Namun kondisi MA13 yg masih berada di bawah MA26 membuat kenaikan GBP/USD tidak terlalu kencang atau terhambat. Indikator lainnya seperti MACD masih berada di zona negatif. Namun indikator stochastic menunjukkan penguatan lanjutan.

Pada perdagangan Senin (17/2), Nanang memasang rekomendasi buy dengan support berada di level 1,30110 - 1,29680 - 1,29130 sementara resistance berada di level 1,31950 - 1,31390 - 1,30970.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×