kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Media Nusantara Citra (MNCN) naik 6% di akhir 2018


Rabu, 27 Februari 2019 / 22:21 WIB
Pendapatan Media Nusantara Citra (MNCN) naik 6% di akhir 2018


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja keuangan tahunan untuk periode 2018. MNCN mencatat pendapatan yang tidak diaudit sebesar Rp 7,44 triliun atau naik 6% year on year (yoy).

Pendapatan MNCN ditopang oleh pendapatan iklan yang naik 8% sebesar Rp 7,24 triliun dibandingkan dengan akhir 2017 sebesar Rp 6,73 triliun. Lalu dari segmen content tumbuh 4% menjadi Rp 1,51 triliun.

 Dari segmen iklan digital mencatat peningkatan yang signifikan sebesar 192% yoy menjadi Rp 261 miliar pada akhir 2018. Selanjutnya dari segmen advertising naik 5% yoy menjadi Rp 6,98 miliar pada akhir 2018. Lalu dari segmen content tumbuh 4% menjadi Rp 1,51 miliar.

Sementara dari segmen non inti atau lain-lain turun 44% yoy menjadi Rp 199,82 miliar pada akhir 2018. Adapun bisnis non-inti terdiri dari radio dan media cetak mewakili sebagian kecil dari kegiatan perusahaan. Biaya pemprograman juga ikut meningkat sebesar Rp 2,64 miliar pada akhir 2018 atau naik 6% dibandingkan akhir 2017 sejumlah Rp 2,48 miliar.

Investor Relations MNCN Marshall Pheri mengatakan, hal ini disebabkan karena ada lini bisnis baru dalam digital yaitubseri web dan konten lainnya. "Selain itu, di Global TV ada pergantian program TV dari program anak-anak dengan program baru yang segar seperti reality show," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (26/2).

Sementara itu, komponen biaya program naik 6% yoy dari Rp2,49 triliun pada 2017 menjadi Rp2,64 triliun pada 2018. EBITDA berhasil tumbuh 2% yoy menjadi Rp 3,15 triliun dari Rp 3,1 triliun, mencerminkan margin sebesar 42,3% pada 2018.

Adapun, laba bersih MNCN sepanjang 2018 mencapai Rp1,6 triliun, tumbuh 2% dibandingkan 2017 Rp1,57 triliun. Namun, untuk periode kuartal IV-2018 saja, nilainya mencapai Rp 514 miliar, tumbuh 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yakni Rp 367 miliar.

Marsall bilang kenaikan tersebut karena biaya pemprograman yang lebih tinggi seperti yang dijelaskan di atas dan biaya admin umum yang lebih tinggi karena ekspansi ke bisnis digital.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa biaya administrasi umum tumbuh 9% pada akhir 2018 menjadi Rp 1,87 miliar dari Rpb1,71 miliar pada akhir 2017. "Alasannya karena kenaikan gaji dalam mengembangkan bisnis digital," lanjut dia.

Total aset MNCN juga naik 6% yoy mencapai Rp 16,4 triliun pada akhir 2018. Adapun aset lancar mencapai Rp 7,4 triliun atau meningkat 10% dari Rp 6,7 triliun pada akhir tahun sebelumnya.

Inventory juga meningkat sebesar Rp 2,8 triliun pada akhir 2018 atau tumbuh 17% yoy. "Peningkatan inventory disebabkan oleh penambahan konten drama di RCTI dan MNCTV," ujar Mharsall.

Ia juga menjelaskan bahwa MNCN juga mendominasi pangsa pemirsa prime time dengan total 34,7% sepanjang 2018. Sedangkan dari tanggal 1 Februari hingga 10 Februari 2019, MNCN melanjutkan tren kuatnya dengan mencapai 39,7% audiens.

Hal tersebut didorong oleh serial drama seperti Cinta Yang Hilang, Dunia Terbalik dan Tukang Ojek Pengkolan. "Perusahaan menunjukkan kemajuan luar biasa dengan meningkatkan kualitas konten TV, preferensi audiens dan permintaan pengiklan," paparnya.

Marshall juga memaparkan bahwa produksi konten MNCN mendominasi di hampir semua genre, termasuk drama, infotainment, reality show, pencarian bakat, dan animasi di Indonesia. Prestasi ini menunjukkan kemampuan MNCN untuk secara konsisten mempertahankan keunggulannya dalam memenangkan hati pemirsa.

Pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan bahwa ia turut senang dengan kinerja Perusahaan yang luar biasa di tahun 2018. "Kami meraih pertumbuhan yang sehat dan memperoleh peringkat TV terkemuka," jelas dia.

Hary bilang pihaknya akan terus fokus untuk mempertahankan posisi terdepan dalam penyiaran dan industri konten dengan mendiversifikasi pendapatan daribpenjualan iklan komersial TV konvensional. 

"Ini termasuk iklan virtual, sponsor bawaan, iklan digital online, dan konten digital monetisasi. Semua inisiatif tersebut dapat ditingkatkan untuk lebih berkontribusi dan memaksimalkan secara keseluruhan pertumbuhan pendapatan untuk Perusahaan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×