kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan emiten menara telekomunikasi naik pada 2019, begini prospek bisnisnya


Rabu, 15 April 2020 / 22:15 WIB
Pendapatan emiten menara telekomunikasi naik pada 2019, begini prospek bisnisnya
ILUSTRASI. Peningkatan pendapatan emiten menara tahun lalu berkisar antara 3%-33% secara tahunan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semua emiten menara telekomunikasi yang telah merilis laporan keuangan 2019 memperlihatkan kenaikan pendapatan. Peningkatannya berkisar antara 3%-33% secara tahunan. 

Secara rinci, emiten-emiten tersebut adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang pendapatannya naik 10% secara year on year (yoy) menjadi Rp 6,45 triliun, lalu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tumbuh 8,8% ke Rp 4,7 triliun, dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) melesat 33% yoy menjadi Rp 617,52 miliar.

Ada juga PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) dengan kenaikan pendapatan 3,8% yoy ke Rp 831,78 miliar, PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON) meningkat 6,7% ke Rp 115,94 miliar, dan PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) yang tumbuh 4,1% ke Rp 35,03 miliar.

Baca Juga: Pendapatan 2019 tumbuh, begini saran analis untuk saham menara telekomunikasi

Analis Profindo Sekuritas Indonesia Dimas Wahyu Putra Pratama mengatakan, prospek bisnis emiten menara telekomunikasi tergolong bagus karena menjadi sarana vital untuk komunikasi. Terlebih lagi, kebutuhan penggunaan big data di Indonesia cukup besar dan terus meningkat.

Selain itu, saat ini, banyak operator telekomunikasi yang menjual menaranya ke perusahaan menara telekomunikasi. "Tujuannya adalah untuk efisiensi sehingga operator telekomunikasi tidak lagi pusing ngurus surat-surat dan maintenance menara," tutur dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (15/4). 

Baca Juga: Pendapatan enam emiten menara telekomunikasi naik pada 2019

Dari sini, perusahaan menara akan kembali menyewakannya ke operator telekomunikasi. Biasanya, untuk jangka panjang, yakni 10-15 tahun. Alhasil, kondisi ini berpotensi menambah pemasukan emiten menara telekomunikasi secara berkelanjutan. "Margin sektor ini cukup besar, yakni 35%-40% per tahun," kata dia.

Menurut Dimas, investasi pada sektor ini cocok untuk jangka panjang. Dia merekomendasikan investor untuk memperhatikan saham TOWR dan TBIG. Pasalnya, kedua emiten ini memiliki jumlah menara yang banyak dan merupakan penguasa di industri ini.

Dia merekomendasikan buy TOWR dengan target harga Rp 1.000 per saham. Untuk TBIG, ia menilai harga saat ini sudah mahal karena harga wajarnya ada di level Rp 800 per saham. Per Rabu, 15 April 2020, saham TOWR berada di level Rp 805 per saham dan TBIG Rp 1.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×