kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo sudah menurunkan peringkat dan outlook 11 perusahaan akibat corona


Kamis, 16 April 2020 / 18:51 WIB
Pefindo sudah menurunkan peringkat dan outlook 11 perusahaan akibat corona
ILUSTRASI. Pefindo sudah menurunkan peringkat dan outlook 11 perusahaan imbas pandemi corona.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona belum mengindikasikan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Tak ayal aktivitas ekonomi di Indonesia pun terhambat dan terancam berlangsung lebih lama lagi. Kinerja emiten-emiten pun pada akhirnya ikut terganggu akibat pandemi ini.

Sejak Maret hingga saat ini, tercatat PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sudah menurunkan peringkat dan outlook 11 perusahaan. Pemangkasan peringkat dan outlook ini tentu tidak terlepas dari imbas pandemi corona yang mengancam kinerja 11 perusahaan tersebut.

Baca Juga: Minat Investor Loyo, Lelang SUN Tak Mencapai Target

Berikut daftar lengkap 11 perusahaan yang telah dipangkas peringkat atau outlook-nya oleh Pefindo:

1. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang semula memiliki peringkat idBBB+ dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idBBB- dengan outlook negative.

2. PT PP Tbk (PTPP) yang semula memiliki peringkat idA+ dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA+ dengan outlook negative.

3. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang semula memiliki peringkat idA- dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA- dengan outlook negative.

4. PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) yang semula memiliki peringkat idBBB+ dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idBBB+ dengan outlook negative.

5. PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) yang semula memiliki peringkat idA- dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA- dengan outlook negative.

6. PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) yang semula memiliki peringkat idA dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA dengan outlook negative.

7. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) yang semula memiliki peringkat idA- dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idBBB dengan outlook creditwatch negative.

8. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) yang semula memiliki peringkat idA+ dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA dengan outlook negative.

9. PT Perkebunan Nusantara III yang semula memiliki peringkat idA dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA dengan outlook negative.

10. PT Pos Indonesia yang semula memiliki peringkat idA- dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idBBB+ dengan outlook negative.

11. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) yang semula memiliki peringkat idA dengan outlook stable kini dipangkas berperingkat idA dengan outlook negative.

Baca Juga: Outlook Trimegah Sekuritas (TRIM) diturunkan jadi negatif oleh Pefindo

Senior Vice President - Financial Institution Ratings Division Pefindo Hendro Utomo menyebut, penurunan rating atau revisi outlook dari stabil menjadi negatif, mengindikasikan Pefindo menilai emiten-emiten tersebut memiliki kenaikan risiko akibat situasi saat ini. “Saat ini kami masih sedang melakukan kajian atas emiten-emiten lain yang diperingkat Pefindo untuk menentukan dampak virus corona. Khususnya terhadap posisi likuiditas emiten dalam memenuhi kewajiban keuangannya,” terang Hendro kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Hendro menambahkan, sektor yang menurutnya sangat terdampak adalah sektor pariwisata dan turunannya (hotel, restoran, taman hiburan) dan transportasi. Turunnya kinerja sektor tersebut kemudian akan memberi dampak kepada sektor keuangan seperti multifinance dan perbankan.

Baca Juga: Pefindo sematkan kembali peringkat idA- dengan outlook negatif obligasi ADHI

“Hal ini karena adanya potensi kenaikan kredit bermasalah dari sektor yang terdampak. Di samping itu, penurunan penyaluran kredit baru karena kegiatan ekonomi melambat juga menjadi beban tambahan bagi sektor keuangan,” tambah Hendro.

Sementara sektor utilitas, telekomunikasi, serta makanan & minuman khususnya yang bersifat kebutuhan pokok dinilai Hendro akan lebih kecil dampaknya. Pasalnya sektor-sektor tersebut permintaan atas produk dan jasanya tidak terlalu terpengaruh oleh virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×