kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Asia menanti data klaim pengangguran AS


Kamis, 26 Maret 2020 / 07:39 WIB
Pasar Asia menanti data klaim pengangguran AS
ILUSTRASI. Pedestrians wearing protective masks ride an escalator near an overpass with an electronic board showing stock information, following an outbreak of the coronavirus disease (COVID-19), at Lujiazui financial district in Shanghai, China March 17, 2020. REUT


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Asia bergerak mixed pada perdagangan Kamis (26/3). Investor menunggu rilis data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, pasar saham Jepang memimpin penurunan di antara pasar utama regional, dengan indeks Nikkei 225 jatuh 3,14% pada awal perdagangan. Sementara indeks Topix turun 2,34%. Di sisi lain, Kospi Korea Selatan naik 0,92%.

Sementara itu, S & P / ASX 200 Australia naik sekitar 1,4% pada perdagangan pagi. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan naik 0,13%.

Pasar kini tengah menunggu rilis data awal klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) pukul 8.30 malam ini. Data ini dipandang bisa memberikan petunjuk tentang dampak ekonomi dari pandemi corona.

Baca Juga: Indeks S&P 500 reli untuk hari kedua, investor menunggu paket stimulus US$ 2 triliun

"Kami sekarang mulai mendapatkan catatan data yang seharusnya mulai menangkap realitas baru, malam ini, klaim pengangguran AS adalah rilis data besar," tulis Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing di National Australia Bank, dalam sebuah catatan dilansir dari CNBC.

"Angka klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir 21 Maret diperkirakan sangat besar, klaim pekan lalu dicetak pada 281k dan estimasi median untuk angka 21 Maret adalah 1,5 juta," kata Catril.

"Ada berbagai perkiraan di luar sana - beberapa perkiraan setinggi 4 juta dan lebih dari sepertiga perkiraan ekonom di atas 2 juta."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×