kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,60   -28,13   -2.92%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi virus corona turut menekan minat terhadap investasi lukisan


Jumat, 03 April 2020 / 19:17 WIB
Pandemi virus corona turut menekan minat terhadap investasi lukisan
ILUSTRASI. Pameran lukisan dan seni instalasi kolaborasi antara Hanafi Muhammad dan Goenawan Mohamad.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona benar-benar meluluhlantakkan kehidupan. Tak hanya korban yang terus berjatuhan atau terhambatnya roda ekonomi, dunia investasi pun turut terkena imbasnya.

Bahkan investasi eksotis juga tidak terlepas dari imbas persebaran virus corona. Salah satu investasi eksotis tersebut adalah lukisan. 

Baca Juga: Melirik keberuntungan dari jam tangan antik dan unik (2)

Edwin Rahardjo selaku pemilik Edwin’s Gallery, sebuah galeri seni kontemporer independen yang sudah berdiri sejak 1984 mengaku pandemi corona berdampak besar.

Galeri milik Edwin yang terletak di bilangan Kemang kini menjadi kosong karena tak lagi dikunjungi oleh para penikmat lukisan. Begitupun dengan peminat lukisan yang menukik tajam semenjak persebaran corona telah masuk ke Indonesia.

“Dengan keadaan ekonomi yang sudah tidak lagi bergairah, orang-orang sudah tidak ada lagi yang berpikir untuk membeli lukisan. Lelang-lelang juga jadi diundur sampai waktu yang tidak ditentukan,” ujar Edwin kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Edwin mengaku dengan turunnya minat para pembeli lukisan, harga lukisan pun ikut turun. Bahkan Edwin bilang penurunan harga lukisan imbas virus corona ini tergolong parah karena harga lukisan bisa turun hingga 90%.

“Di tengah kondisi seperti ini siapa yang kepikiran untuk mengoleksi lukisan? Semua orang pasti lebih pilih pegang uang,” keluh Edwin.

Edwin mengaku pasrah dengan keadaan yang ia alami dan para pemilik galeri lukisan lain. Ia belum cukup terbayang akan seperti apa prospek lukisan ke depannya. 

Ia hanya berharap masa pemulihan ekonomi imbas corona ini segera terjadi guna meningkatkan kembali gairah penikmat lukisan.

Terkait lukisan sebagai sebuah investasi, Edwin mengaku memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya sebuah lukisan dibeli bukan untuk dijadikan barang investasi, tapi sebagai sebuah hobi, sebuah kenikmatan bagi pemilik atau pembelinya.

“Karena sebagai investasi, lukisan itu tidak bisa diukur nilainya atau kapan harganya bisa melambung naik. Terlalu banyak faktor yang sifatnya tidak pasti, sehingga tidak ada jaminan akan untung,” tegas Edwin.

Baca Juga: Kondisi Ekonomi Ikut Menekan Minat Investasi Lukisan

Faktor-faktor seperti tren yang sedang booming hingga perjalanan karir sang pelukis adalah dua hal yang disebut Edwin bisa mempengaruhi harga lukisan. Namun kedua hal tersebut juga adalah faktor yang tidak bisa diukur.

“Siapa coba yang bisa prediksi tren beberapa tahun mendatang apa yang akan booming? Atau karir pelukis akan seperti apa? Memang bisa menguntungkan (investasi lukisan), tapi sekali lagi tidak ada jaminan (bisa untung),” pungkas Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×