kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimisme konsumen turun, bagaimana prospek emiten sektor consumers goods?


Senin, 03 Februari 2020 / 19:22 WIB
Optimisme konsumen turun, bagaimana prospek emiten sektor consumers goods?
ILUSTRASI. Pekerja melintas di dekat layar pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (27/12/2019). Hasil riset yang dilakukan oleh Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2020 turun 2,3% menj


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil riset yang dilakukan oleh Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2020 turun 2,3% menjadi 102,5. Padahal, pada bulan sebelumnya (Desember 2019), angka survei IKK masih di level 104,9.

Penurunan ini disebabkan oleh penurunan dua komponen utama, yakni Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Kondisi (IEK). Pada Februari 2020, IKE berada di level 85,6 (turun 4,5% secara month-on-month/mom) dan IEK sebesar 115,2 atau turun 1,1% secara mom.

Baca Juga: Ikuti aksi jual besar-besaran di China, bursa Jepang dan Korea kompak memerah

Dalam risetnya, DRI juga menyatakan bahwa optimisme konsumen terhadap outlook ekonomi dan bisnis domestik juga berkurang hingga enam bulan ke depan. Namun, persentase konsumen yang yakni bahwa pasar tenaga kerja akan stabil naik menjadi 80,3%.

Sementara itu, proporsi konsumen yang yakni bahwa pendapatannya akan meningkat selama enam bulan ke depan juga ikut naik menjadi 25,1%. Indeks sektor consumers goods juga berkinerja kurang apik. Secara year-to-date (ytd), indeks sektor consumers goods telah melemah 3,74%.

Lantas, bagaimana propek sektor barang konsumsi atau consumers goods?

Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali menilai, emiten sektor consumer goods masih memiliki prospek cerah sepanjang tahun ini. Ia menilai, IKK hanya menunjukkan indikasi keinginan dari konsumen untuk membelanjakan uangnya.

Baca Juga: IHSG melorot 0,94% ke 5.884 pada akhir perdagangan Senin (3/2)

Meski IKK masih berada di level berkembang (di atas 100), di sisi lain pertumbuhan indeks ritel dinilai masih lambat.

Melansir data Bank Indonesia, indeks ritel yang diwakili Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2019 tumbuh 7,2%. Namun, mendekati akhir 2019, indeks ritel domestik terus merosot.




TERBARU

[X]
×