Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Service mengubah outlook peringkat PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) dari stabil menjadi negatif. Moody's juga menegaskan peringkat perusahaan menjadi B2.
"Perubahan ini mencerminkan ekspektasi Moody's yang memperlihatkan kalau margin laba kotor Spindo bakal tertekan," ujar Brian Grieser, Vice President and Senior Credit Officer Moody's, Rabu (22/8).
Penurunan margin perusahaan berkode saham ISSP itu disebabkan adanya volatilitas harga baja selama 12 hingga 18 bulan ke depan. Hal ini akan menaikkan tingkat leverage perusahaan.
Asal tahu saja, baja menyumbang 85% hingga 95% dari harga pokok penjualan Spindo. Sehingga, fluktuasi harga baja global dan domestik bakal mempengaruhi kinerja perusahaan. Spindo tak bisa langsung membebankan kenaikan harga baja ini kepada pelanggannya.
Alhasil, margin kotor Spindo telah jatuh menjadi 15% dalam 12 bulan terakhir, di periode 30 juni 2018. Sebelumnya, Spindo membukukan margin kotor 18% pada 2017 dan 25% pada 2016.
Moody's berharap margin kotor perusahaan ini bisa stabil sekitar 15% dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Rencana revisi harga jual yang akan dilakukan perusahaan diharapkan bisa memulihkan leverage dari beban baja yang tinggi. Tingkat utang per EBITDA Spindo berada di kisaran 5,5 kali hingga 6,5 kali. Angka ini termasuk tinggi untuk rating B2 perusahaan.
"Selain itu, tingkat utang Spindo naik karena kebutuhan investasi tinggi dan ketergantungan pada pendanaan jangka pendek," ujarnya.
Moody's memperkirakan, belanja modal perusahaan akan tetap rendah di tahun ini dan tahun depan, sehingga bisa mengurangi tekanan pada arus kas perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
