kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak WTI anjlok hampir 6%, OPEC+ menunda pertemuannya


Senin, 06 April 2020 / 09:44 WIB
Minyak WTI anjlok hampir 6%, OPEC+ menunda pertemuannya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The Philadelphia Energy Solutions oil refinery is seen at sunset in front of the Philadelphia skyline March 24, 2014. REUTERS/David M. Parrott/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah jatuh lebih dari 1% pada perdagangan Senin (6/4). Setelah negara-negara pengekspor minyak memutuskan menunda pertemuan pembahasan pemangkasan produksi untuk mengatasi masalah kelebihan pasokan.

Mengutip Bloomberg, pukul 9.23 WIB, minyak Brent pengiriman Juni 2020 anjlok 3,46% ke level US$ 32,93 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei 2020 anjlok 5,89% ke US$ 26,67, setelah sebelumnya menyentuh level terendah US$ 25,28 per barel.

Baca Juga: Harga minyak anjlok, di tengah penundaan rilis harga internasional oleh Arab Saudi

Akhir pekan lalu, harga minyak mentah melonjak, dengan minyak WTI dan Brent membukukan kenaikan persentase mingguan terbesar mereka didukung harapan bahwa OPEC dan mitra akan mencapai kesepakatan untuk memotong pasokan minyak mentah di seluruh dunia. Setidaknya 10 juta barel per hari (bph).

Awalnya pertemuan akan berlangsung awal pekan ini, tetapi ditunda ke 9 April.  Setelah mereka saling menyalahkan atas gagalnya pembicaraan pada bulan Maret.

"Hanya butuh penundaan dalam pertemuan antara Saudi dan Rusia untuk mengetuk angin dari reli itu", kata Michael McCarthy, kepala strategi di CMC Global Markets di Sydney.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif pada impor minyak mentah jika perlu untuk mendukung sektor minyak AS.

Kepala Badan Energi Internasional mengatakan persediaan minyak masih akan naik 15 juta barel per hari di kuartal kedua bahkan dengan pengurangan produksi 10 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×