kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Millenium Pharmacon memacu bisnis alat kesehatan tahun ini


Jumat, 20 Juli 2018 / 12:14 WIB
Millenium Pharmacon memacu bisnis alat kesehatan tahun ini
ILUSTRASI. PT Millennium Pharmacon International Tbk


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) berupaya memacu sumber pendapatan kedua terbesar, yakni alat kesehatan. Selain memperkenalkan produk baru, perusahaan distribusi farmasi itu menambah mitra prinsipal.

Alat kesehatan baru Millennium Pharmacon bernama Gengigel. Produk berwujud gel, semprot dan hydrogel itu untuk mengatasi penyakit gusi. Sejak April 2018, mereka mendatangkan langsung Gengigel dari luar negeri.

Sementara prinsipal anyar yang bekerjasama dengan Millennium Pharmacon adalah PT Bio Axion Healthindo. Mengintip situs resmi Millennium Pharmacon, sejumlah perusahaan alat kesehatan dan obat sudah tercatat sebagai mitra prinsipal. Beberapa di antaranya Nutrindo, PT Apex Pharma Indonesia, PT Guardian Pharmatama dan PT Pharos Indonesia.

Millennium Pharmacon memasarkan alat kesehatan secara langsung ke rumahsakit swasta, rumahsakit pemerintah dan sejumlah instansi kesehatan. Sebanyak 80% alat kesehatan yang mereka distribusikan telah terdaftar di situs e-katalog milik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP).

Tak puas dengan catatan itu, Millennium Pharmacon masih berupaya mendaftarkan alat kesehatan yang belum masuk e-katalog. Namun, produk Gengigel tidak masuk dalam rencana tersebut. "Kami lagi registrasi produk alat kesehatan lain untuk dipasarkan dengan target selesainya pada Desember 2018 ini," ujar Direktur Utama PT Millennium Pharmacon International Tbk, Mohamad Muhazni bin Mukhtar, kepada Kontan.co.id, Selasa (17/7).

Sepanjang semester I 2018, Millennium Pharmacon mengaku penjualan alat kesehatan tumbuh 30% year on year (yoy). Hanya, perusahaan yang tercatat dengan kode saham SDPC di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu tidak menyebutkan nilai penjualan yang dimaksud.

Satu hal yang pasti, pertumbuhan bisnis alat kesehatan juga terpicu oleh penurunan bisnis obat non resep alias over the counter (OTC). Sekadar mengingatkan, pada Februari 2018 lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencabut izin edar Albothyl dan Viostin DS yang merupakan produk besutan salah satu prinsipal Millennium Pharmacon, yakni Pharos Indonesia.

Dalam kesempatan sebelumnya, secara keseluruhan Millennium Pharmacon memproyeksikan penjualan dan laba bersih pada tahun ini tumbuh masing-masing sebesar 15% 30%. Tahun lalu, SDPC mencetak penjualan Rp 2,11 triliun dan laba tahun berjalan Rp 14,18 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×