kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski terbatas, aksi beli investor asing di pasar SBN masih bisa berlanjut


Minggu, 04 November 2018 / 16:28 WIB
Meski terbatas, aksi beli investor asing di pasar SBN masih bisa berlanjut
ILUSTRASI. Penawaran SBR


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi beli investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) diperkirakan masih berpotensi berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Namun, hal itu tidak akan terjadi secara signifikan lantaran masih banyaknya sentimen yang menghadang pasar obligasi dalam negeri.

Sebagai informasi, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, investor asing melakukan aksi beli di pasar Surat Berharga Negara sebesar Rp 13,47 triliun sepanjang Oktober. Alhasil, kepemilikan asing di SBN hingga 31 Oktober lalu mencapai Rp 864,32 triliun atau berkontribusi sebesar 36,93% dari total outstanding SBN.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana meyakini, kepemilikan asing di SBN masih berpotensi bertambah dalam beberapa waktu ke depan. Namun, pertumbuhan kepemilikan asing akan cenderung terbatas mengingat masih ada sejumlah sentimen yang dapat menekan pasar obligasi Indonesia.

Misalnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada Desember mendatang. Kenaikan tersebut akan mendongkrak posisi yield US Treasury sehingga membuat investor asing kembali berinvestasi pada instrumen tersebut.

Disamping itu, investor asing pada dasarnya masih mengkhawatirkan potensi melebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit Indonesia. “Data current account deficit yang kurang memuaskan bisa melemahkan rupiah sehingga investor asing kembali melakukan aksi jual,” ungkap Fikri, Jumat (2/11) lalu.

Senada, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia memprediksi pertumbuhan kepemilikan asing di SBN tidak akan terlalu masif hingga akhir tahun nanti. Pasalnya, sentimen perang dagang antara AS dan China masih berpotensi berlanjut jelang akhir tahun nanti.

Hal ini seiring dengan rencana Presiden Donald Trump yang akan meningkatkan tarif impor kepada China menjadi 25% pada Desember mendatang. “Tensi perang dagang yang meningkat bisa mempengaruhi inflow dana asing ke pasar obligasi dalam negeri,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×