kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski kinerja redup di awal tahun, Erajaya Swasembada (ERAA) tetap geber ekspansi


Kamis, 09 Mei 2019 / 15:54 WIB
Meski kinerja redup di awal tahun, Erajaya Swasembada (ERAA) tetap geber ekspansi


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja kurang memuaskan selama triwulan pertama tahun 2019 datang dari salah satu perusahaan ritel produk gawai di Indonesia yaitu PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sebagaimana dirilis dalam laporan keuangan, pada kuartal I lalu perusahaan mengalami tekanan kinerja yang membuat laba perusahaan juga menurun.

Pada kuartal I tahun lalu, laba perusahaan sendiri sebesar Rp 327,24 miliar. Sedangkan pada triwulan pertama tahun ini, laba usaha ERAA sendiri hanya sebesar Rp 174, 06 miliar. Tekanan itu membuat laba tahun berjalan terpangkaas dari Rp 216, 47 miliar menjadi Rp 56,54 miliar. Sehingga laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk hanya sebesar Rp 47,38 miliar.

Hal itu tak lepas dari penjualan neto perusahaan yang juga mengalami penurunan sebesar 13,97% dari kuartal I tahun lalu sebesar Rp 8, 28 triliun menjadi Rp 7,12 triliun.

Wakil direktur utama perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk Hasan Aula mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja perusahaan sepanjang kuartal I tahun ini tidak memuaskan. Hasan beralasan, selama kuartal I tahun 2019 industri retail di Indonesia sedang mengalami paceklik.

“Bisa dilihat kinerja perusahaan ritel mengalami penurunan secara upsize,” tutur Hasan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Erajaya Swasembada yang diselenggarakan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis (9/5).

Selain itu pihaknya mengakui ada perhitungan ekspektasi yang luput antara kinerja di tahun 2018 dengan proyeksi di tahun ini. “Berdasarkan kinerja tahun lalu yang cukup oke, maka kita ambil build-up inventory barang secara cukup besar. Namun karena faktor-faktor eksternal yang tidak bisa kami hindari, maka terjadilah penurunan penjualan,” kata Hasan.

Dengan kondisi kuartal I yang di lluar ekspektasi itu pihaknya belum berani membuka mengenai ekspektasi pertumbuhan dan pendapatan perusahaan pada tahun ini. “Belum kita disclose kepada publik ya,” kata Hasan.

Meski begitu pihaknya menyatakan bahwa laju bisnis pada tahun ini masih akan sesuai rencana dengan terus menggeber ekspansi perusahaan. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan dapat membangun sebanyak 330 gerai baru, baik di luar maupun dalam negeri.

Direktur Erajaya Swasembada Sim Chee Ping mengatakan, biasanya perusahaan mengeluarkan biaya Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per meter persegi. Sedangkan rata-rata gerai ERAA sendiri memiliki luas 150 meter persegi.

Bila dihitung-hitung maka, untuk satu gerai saja dana yang dikeluarkan ERAA mencapai Rp 750 juta hingga Rp 1,05 miliar. Hingga hari ini sendiri, gerai baru yang sudah didirikan oleh perusahaan mencapai 70 gerai.

“Tersebar di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di luar Jakarta,” kata Sim dalam kesempatan yang sama.

Selain membangun gerai, Sim belum mau merinci lebih lanjut mengenai rencana bisnis serta alokasi belanja modal ERAA pada tahun ini. Dirinya secara singkat hanya menyebutkan alokasi belanja modal serta modal kerja perusahaan masih aman dengan memanfaatkan fasilitas pendanaan lain terutama dari perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×