kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentok auto reject atas, ini rekomendasi saham Indofarma (INAF) & Kimia Farma (KAEF)


Senin, 23 Maret 2020 / 18:54 WIB
Mentok auto reject atas, ini rekomendasi saham Indofarma (INAF) & Kimia Farma (KAEF)
ILUSTRASI. Senin (23/3), dua saham farmasi pelat merah, INAF dan KAEF unjuk gigi dengan kenaikan hampir 25%.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Senin (23/3), dua saham farmasi pelat merah justru unjuk gigi. Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ditutup menguat 24,63% ke level Rp 835 dan PT Indofarma Tbk (INAF) menguat 24,78% ke level Rp 705. Kedua saham ini mentok di auto rejection atas harian.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, hal ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat menghadapi wabah Covid-19 yang disediakan oleh kedua emiten farmasi tersebut. Sebagai pengingat, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya sempat mengumumkan bahwa KAEF melalui apoteknya bakal menyediakan kebutuhan masker. Dia juga sempat mengatakan bahwa BUMN Farmasi bakal memproduksi 4,7 juta masker.

Baca Juga: Pernyataan terbaru Jokowi: Wisma Atlet, APD, klorokuin, hingga insentif tenaga medis

“Terbaru, INAF bekerjasama dengan Tiongkok dan Korea Selatan terkait alat tes corona yang nantinya akan didistribusikan ke rumahsakit yang membutuhkan. Makanya kedua saham ini jadi pilihan pra trader dengan kondisi virus corona ini. Secara teknikal harian juga mendukung kenaikan hari ini,” jelas Sukarno kepada Kontan, Senin (23/3).

Sementara itu Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan kenaikan harga terjadi karena adanya spekulasi atas potensi peningkatan permintaan beberapa produk kesehatan dari KAEF dan INAF yang dibutuhkan pada saat penyebaran corona. Hal ini akan menjadi isu sesaat bila tidak diimbangi dengan realisasi peningkatan bisnis yang terefleksi dalam laporan keuangan.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Produksi 3 Juta Klorokuin, Obat Bagi Pasien Virus Corona

“Hal ini didasarkan masih menurunnya estimasi laba bersih kedua perusahaan di tahun buku 2019. Selain itu juga patut diwaspadai dampak negatif dari pelemahan nilai tukar yang saat ini telah mencapai di atas Rp 16.500 karena bahan baku farmasi masih dominan impor,” jelas Thendra.




TERBARU

[X]
×