kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Energi Arab Saudi membuat harga minyak naik


Senin, 20 Mei 2019 / 17:18 WIB
Menteri Energi Arab Saudi membuat harga minyak naik


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip Bloomberg (20/5), Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa pihaknya akan menyarankan kepada anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk tetap melakukan program pemangkasan produksi.

Senin (20/5) pukul 16.44 WIB, harga minyak west texas intemediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange naik 0,33% ke US$ 62,97 per barel dari harga penutupan kemarin di level US$ 62,76 per barel.

Analis PT Pruton Mega Berjangka menilai secara umum harga minyak pada sesi perdagangan Senin (20/5) terpantau melonjak setelah negara-negara anggota OPEC menunjukkan niat untuk mempertahankan pemangkasan produksi pada tahun ini.

“Ini memberikan sinyal untuk menguatnya harga minyak,” kata Cahyo kepada Kontan, Senin (20/5). Trump pun semakin tegas dalam laman twitter-nya yang mengatakan bahwa "Jika Iran ingin bertarung,itu akan menjadi akhir bagi Iran".

Sepanjang tahun ini harga minyak telah menguat sekitar 40% pasca OPEC memangkas produksi mereka sebesar 1.2 juta bph hingga Juni mendatang. Tampaknya pada perdagangan hari ini pelaku pasar mulai fokus pada komitmen OPEC untuk menjaga stabilitas harga minyak di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara AS dengan China.

Pada perdagangan Jumat lalu, harga minyak terpantau ditutup lemah menyusul sikap China yang tampak enggan untuk melanjutkan perundingan dagang seiring dengan keputusan Trump mengenakan sanksi kepada Huawei agar tidak melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan AS. Kebijakan Trump tersebut dikhawatirkan akan berimbas pada permintaan minyak di pasar global.

Cahyo menambahkan saat ini pelaku pasar pun masih sedang mencermati perkembangan Timur Tengah dan dampak turunnya aktivitas sumur pengeboran minyak AS.

Secara teknikal Cahyo mengamati indikator moving average (MA)50, MA100, dan MA200 mengindikasikan buy. Selanjutnya indikator relative strength index (RSI)14 dan stochastic9,6 berada di area beli. Begitu pula dengan moving average convergence divergence (MACD) yang bergerak naik menunjukkan sikap beli.

Makanya, Cahyo merekomendasikan beli dengan prediksi harga hingga besok di kisaran US$ 63,10-US$ 64,00 per barel. Sementara sampai dengan akhir pekan ini berkutat di rentang US$ 62,00- US$ 65,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×