kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik prospek Semen Indonesia (SMGR) di tengah industri semen domestik yang stagnan


Selasa, 27 Agustus 2019 / 19:34 WIB
Menilik prospek Semen Indonesia (SMGR) di tengah industri semen domestik yang stagnan
ILUSTRASI. Buruh mengangkut sak semen di sebuah gudang


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk sejauh ini belum begitu memuaskan. Di tengah stagnannya industri semen dalam negeri, emiten berkode SMGR ini masih menunggu dampak optimal dari akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang kini berganti nama menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.

Seperti yang diketahui, SMGR sebenarnya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22,84% (yoy) menjadi Rp 16,35 triliun pada semester pertama tahun ini. Akan tetapi, laba bersih produsen semen ini tergerus 50,09% (yoy) menjadi Rp 484,78 miliar.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta mengungkapkan, laba bersih SMGR anjlok lantaran melonjaknya harga pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) sebesar 22,9% menjadi Rp 11,68 triliun di paruh pertama 2019.

Baca Juga: Akusisi Semen Holcim Bikin Semen Indonesia (SMGR) Jadi Lebih Efisien, Ini Alasannya

Ditambah lagi, pada periode yang sama beban bunga SMGR juga melambung 227,4% (yoy) menjadi Rp 1,50 triliun. Hal ini terjadi mengingat SMGR menggunakan utang ketika mengakuisisi SMCB. 

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menyampaikan, butuh usaha ekstra bagi SMGR untuk memperbaiki kinerja keuangannya. Dia pun berpendapat, efek akuisisi antara SMGR dan SMCB kemungkinan besar baru akan terasa di tahun depan. Emiten ini masih perlu merealisasikan sejumlah rencana bisnisnya usai proses akuisisi kelar. Salah satunya adalah diversifikasi segmen bisnis dengan fokus menggarap produk-produk turunan semen.

Baca Juga: Makin besar setelah akuisisi SMCB, ini strategi Semen Indonesia (SMGR) selanjutnya

Ancaman lesunya industri semen domestik juga masih menghantui SMGR. Catatan Meilki, permintaan semen rata-rata di semester satu lalu hanya mencapai 4,9 juta ton per bulan. Angka ini turun dibandingkan periode semester satu tahun sebelumnya ketika permintaan semen rata-rata bisa mencapai 6,58 juta ton per bulan.

Statistik tersebut tampak berbanding lurus dengan kinerja operasional SMGR. Terbukti, volume penjualan semen domestik SMGR di luar SMCB turun 5,2% (yoy) menjadi 11,25 juta ton sepanjang semester pertama tahun ini. Untungnya, volume penjualan semen ekspor SMGR di luar SMCB berhasil tumbuh 1,6% menjadi 1,53 juta ton.

Rendahnya permintaan konsumsi dipercaya akan membuat kondisi oversupply semen masih akan terjadi bahkan hingga tahun 2024 mendatang. “Oversupply semen dapat membatasi ekspansi bisnis yang dilakukan oleh SMGR, terutama ekspansi pendirian pabrik baru,” ungkap Meilki, Selasa (27/8).

Harapan peningkatan permintaan semen sebenarnya tetap ada di sisa tahun ini. Pasalnya, proyek-proyek infrastruktur masih gencar dilaksanakan. Belum lagi, industri properti mulai kembali bergairah usai pemangkasan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Begini persiapan Semen Indonesia (SMGR) menghadapi persaingan bebas

Permintaan semen dari kedua sektor tersebut akan menjadi penopang kinerja bagi SMGR di semester kedua seiring ketiadaan faktor musiman seperti Lebaran.

Selain itu, SMGR perlu berharap agar pemerintah mengeluarkan regulasi yang menahan masuknya produsen-produsen semen asing di Indonesia selama industri masih stagnan. “Masuknya perusahaan semen dari luar negeri bisa menimbulkan perang harga,” tutur Meilki.

Maka dari itu, Meilki merekomendasikan hold saham SMGR dengan target harga Rp 14.200 per saham.

Sementara itu, Fahressi merekomendasikan beli saham SMGR dengan target Rp 16.000 per saham. Ia mengestimasikan pendapatan SMGR mencapai Rp 40,40 triliun di akhir tahun 2019. Sedangkan laba bersihnya berada di level Rp 1,97 triliun.

Hari ini, harga saham SMGR naik 0,19% menjadi Rp 12.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×