kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip gambaran proposal perdamaian Tiga Pilar Sejahtera (AISA)


Senin, 20 Mei 2019 / 16:28 WIB
Mengintip gambaran proposal perdamaian Tiga Pilar Sejahtera (AISA)


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) akan mengandalkan divisi makanan sebagai sumber pembayaran utang kepada para kreditur.

Seperti diketahui, saat ini AISA sedang dalam proses restrukturisasi utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Kuasa hukum AISA Andi Simangunsong menjelaskan, hal tersebut masuk dalam proposal perdamaian. "Divisi makanan setidaknya menjadi dasar perusahaan membayar utang," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/5).

Maka itu, proposal perdamaian PKPU AISA ini akan berkesinambungan dengan proposal perdamaian tiga anak usahanya, PT Putra Taro Paloma, PT Balaraja Bisco Paloma dan PT Poly Meditra Indonesia.

Ketiganya itu juga berstatus PKPU di PN Jakpus dan PN Semarang. "Iya pasti akan berkesinambungan, karena dari awal sumber pembiayaan dan pembayaran utang itu dari anak usaha dan operasionalnya. Terutama dari food divisi, jadi harus berksinambungan," jelas Andi.

Sekadar tahu saja, langkah tersebut dilakukan tidak lain karena anak usaha bisnis beras AISA sudah dinyatakan pailit secara hukum. Menurut Andi, hal itu memang sudah diperhitungkan oleh AISA.

"Divisi beras memang sejak awal sebenarnya, holding berniat untuk menjual dan mempertahankan divisi makanan," ujar dia. 

Sehingga, jika ada investor yang tertarik untuk ke depannya, suntikan dana akan masuk ke holding dan baru disalurkan ke anak perusahaan sebagai modal kerja.

Namun sayangnya, Andi langsung menampik, jika dalam PKPU ini ada pihak ketiga sebagai investor sebagai penyuntik dana. 

"Untuk saat ini, kita masih fokus soal restrukturisasi, tentu proses ini membuka peluang fleksibitas kepada investor untuk masuk," katanya.

"Jangan sampe proses ini menutup peluang untuk masuknya investor. Jangan sampai AISA tidak menarik bagi investor," lanjut Andi.

Artinya, proposal perdamaian yang ditawarkan AISA ini tidak akan bergantung kepada investor. Dengan kata lain, ada ataupun tidak ada investor perusahaan sanggup membayar utang kepada seluruh kreditur.

Sayangnya, Andi enggan membeberkan upaya yang akan dilakukan perusahaan jika tidak ada investor. "Tunggu Rabu saja ya," tutup dia.

Pada Rabu (22/5) nanti AISA akan menghadapi pemungutan suara (voting) PKPU. Ini merupakan upaya terakhir perusahaan untuk terhindar dari pailit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×