kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti rapat FOMC, rupiah kembali menguat


Senin, 28 Oktober 2019 / 18:30 WIB
Menanti rapat FOMC, rupiah kembali menguat
ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS menguat 1,3 persen menjadi Rp14.080. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS kembali menguat di perdagangan awal pekan (28/10). Penantian pasar terhadap hasil rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini menopang penguatan rupiah.

Hingga akhir perdagangan hari ini, rupiah menguat 0,07% sehingga berada di level Rp 14.028 per dolar AS. Penguatan juga terjadi pada kurs tengah BI yang berada di level Rp 14.023 atau menguat 0,29%.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan bahwa penguatan terjadi karena aksi wait and see pelaku pasar terhadap hasil rapat FOMC pada pekan ini.

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat 0,07% di level Rp 14.020 per dolar AS

Pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed masih memiliki peluang memangkas suku bunganya karena data-data yang dirilis AS beberapa lalu tidak menunjukkan hasil positif. "Respon wait and see terhadap rapat FOMC menjadi katalis positif bagi rupiah," ujar Reny.

Selain itu, ia juga menyebut dari dalam negeri masih ada efek dari pemangkasan suku bunga BI pada pekan lalu. Suku bunga BI yang sebesar 5% ini menyebabkan aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi cukup besar sehingga dinilai berdampak positif juga bagi pergerakan rupiah.

Sependapat, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim juga mengatakan bahwa rupiah menguat karena pasar juga mulai fokus pada prediksi bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya pada tahun ini. Hanya saja, Ibrahim menilai masih ada kemungkinan bahwa The Fed enggan untuk memangkas suku bunganya.

Baca Juga: BEI akan meluncurkan tiga indeks baru di 2020

Ibrahim juga menyampaikan bahwa ada sentimen positif dari domestik terkait rencana pemerintah melalui menteri keuangan untuk melakukan reformasi total. Dalam hal ini, reformasi yang dimaksud adalah di bidang perpajakan dan perijinan.

"Hal ini berguna untuk menambah pendapatan untuk negara dan akan kembali melakukan strategi bauran guna untuk menambah daya gedor perekonomian sehingga konsumsi masyarakat kembali normal," jelas Ibrahim.

Untuk esok hari, Reny dan Ibrahim menilai rupiah masih akan melanjutkan penguatan kembali. Reny menebak rupiah akan berada di rentang Rp 13.970 - Rp 14.060 per dolar AS. Mereka berpendapat katalis dari menjelang rapat FOMC masih akan membayangi pergerakan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×