kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menaksir prospek logam mulia


Rabu, 03 Januari 2018 / 09:36 WIB
Menaksir prospek logam mulia


Reporter: Dimas Andi, RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea dan Timur Tengah berhasil membuat harga komoditas safe haven, seperti logam mulia, melesat di 2017 lalu. Peningkatan permintaan juga mendorong harga komoditas ini naik tinggi.

Contoh, tingginya permintaan paladium untuk industri otomotif mendongkrak harga logam mulia ini. Harga paladium naik hingga 54,29% sepanjang 2017 lalu. Harga paladium kontrak Maret 2018 di New York Mercantile Exchange mencapai US$ 1.061,00 per ons troi di akhir 2017 lalu. 

Di periode yang sama, harga emas melesat 12,01%. 29 Desember lalu, harga emas kontrak pengiriman Februari 2018 di Commodity Exchange sebesar US$ 1.309,30 per ons troi. 
Otomatis, harga emas batangan produksi Antam juga naik. Meski begitu, kenaikannya cuma 7,48% ke Rp 632.000 per gram akhir Desember lalu. Ini sekaligus mengoreksi berita KONTAN edisi 30 Desember 2017 yang menyebut harga emas Antam naik 25,75%.

Sementara harga perak naik 5,16% sepanjang 2017 menjadi US$ 17,15 per ons troi. Tapi harga platinum hanya naik sekitar 2% tahun lalu. Per 29 Desember lalu, harga platinum kontrak pengiriman Januari 2018 di New York Mercantile Exchange mencapai US$ 934,20 per ons troi. 

Tahun ini, harga logam mulia masih berpotensi naik, meski terbatas. Salah satu penghambatnya adalah rencana kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve. Silakan simak ulasan para analis selengkapnya di bawah ini.

Emas

Harga emas naik tahun lalu lantaran banyaknya masalah geopolitik. Selain ujicoba nuklir Korea Utara, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Jerusalem sebagai ibukota Israel turut memperkeruh kondisi global. Hal ini mengangkat harga emas kembali menembus level US$ 1.300 per ons troi. 

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menambahkan, walau sentimen undang-undang reformasi pajak di Negeri Paman Sam sempat membuat harga emas tertekan, namun kini sentimen beleid perpajakan baru tersebut mendorong harga logam mulia ini menguat. Alasannya, pelaku pasar meragukan penerapan kebijakan pemangkasan pajak korporasi dari 35% menjadi 20% tersebut. 

Tapi Deddy mengingatkan, jika beleid ini ternyata sukses dijalankan, posisi emas sebagai alat lindung nilai bakal mulai ditinggalkan. Ini sudah terlihat dari proyeksi Goldman Sachs yang mengatakan pada kuartal II-2018 harga si kuning akan tertekan ke bawah US$ 1.200 per ons troi. 

Meski begitu, emas masih berpotensi menguat. Hal ini bisa terjadi bila rencana Rusia untuk membuka perdagangan kontrak berjangka emas bisa terealisasi. 
Hal tersebut bisa membuat permintaan emas dari Rusia mengalahkan China. Karena itu, Deddy menganalisa, harga emas di tahun ini akan bergerak di kisaran US$ 1.300-US$ 1.388 per ons troi.

Emas Antam

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, mengatakan, kenaikan harga emas Antam sejalan dengan harga emas global. Selain itu, kenaikan harga emas batangan ini berasal dari penguatan dollar AS. Mengingat, sepanjang tahun lalu, nilai tukar rupiah terkoreksi 0,60% ke level Rp 13.555 per dollar AS. 

Memasuki tahun 2018, harga emas Antam masih berpotensi naik. Di samping kelanjutan kebijakan-kebijakan ekonomi AS, dinamika geopolitik dari Semenanjung Korea dan Timur Tengah masih menjadi sentimen positif.

Selain itu, permintaan emas Antam juga meningkat seiring perayaan Diwali pada pertengahan tahun nanti. "Cukup banyak masyarakat di Indonesia yang ikut merayakan Diwali," tutur Wahyu. Ia memprediksi, tahun ini harga emas Antam akan berkisar antara Rp 600.000-Rp 800.000 per gram.

Paladium

Harga paladium melesat berkat permintaan sektor otomotif. Andri Hardianto, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan, pertumbuhan sektor otomotif di Amerika Serikat (AS), Eropa dan China berhasil mendorong harga komoditas logam mulia ini menguat. 

Tren kenaikan harga paladium sudah mulai terlihat sejak Februari tahun lalu, seiring permintaan industri yang juga meningkat. "Pelaku pasar melihat prospek industri otomotif cukup positif, sehingga terjadi spekulasi pada paladium," terang Andri. 

Ia memperkirakan di tahun ini, harga paladium masih ditentukan permintaan sektor otomotif ketimbang sebagai lindung nilai.  "Kemungkinan kenaikan tidak setinggi 2017. Harga akan bergerak di kisaran US$ 1.000-US$ 1.200 per ons troi," hitung Andri.

Perak

Walaupun masih mencatatkan pertumbuhan, tetapi sejak awal tahun harga perak cenderung stagnan. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim bilang, pamor perak meredup karena pasar cenderung lebih melirik emas sebagai aset lindung nilai. 

Ibrahim memperkirakan di tahun ini harga perak akan menguat. Konflik di Yerusalem dan kondisi ekonomi China yang membaik akan mendorong pembelian. Ia memprediksi harga akan bergerak pada kisaran US$ 16,30-US$ 19,00 per ons troi.

Platinum

Pamor platinum meredup seiring penurunan penjualan kendaraan bermesin diesel. Sedang permintaan dari sektor perhiasan juga terkikis. Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut tahun ini. 

Andri mengatakan, belum adanya katalis positif yang mengangkat harga membuat platinum sulit kembali masuk ke level US$ 1.200 per ons troi. Andri menganalisa, meskipun harga naik, kenaikannya hanya bertahan sampai kuartal I-2018. Adapun harga platinum di 2018 akan berada di kisaran US$ 820-US$ 1.000 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×