kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mayoritas saham Wall Street berakhir merah


Sabtu, 16 Juli 2016 / 05:59 WIB
Mayoritas saham Wall Street berakhir merah


Sumber: CNBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS berakhir di zona negatif pada transaksi tadi malam (15/7). Mengutip data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,05% menjadi 18.516,55. Adapun saham top gainersnya adalah Caterpillar Inc dan saham Nike menduduki posisi top losers.

Sementara itu, indeks S&P 500 ditutup dengan penurunan 0,09% menjadi 2.161,74. Sektor barang konsumen memerupakan sektor dengan penurunan terbesar di antara enam sektor lainnya. Sedangkan sektor dengan kenaikan tertinggi adalah sektor bahan baku.

Penurunan juga dialami indeks Nasdaq sebesar 0,09% menjadi 5.029,59.

Tenaga bursa AS melemah setelah berhasil mencetak rekor selama beberapa hari terakhir. Sebelumnya, bursa AS diperdagangkan naik setelah kinerja emiten perbankan tampak mengesankan. Selain itu, data penjualan ritel mencatatkan kenaikan yang lebih baik dari estimasi.

Penjualan ritel berhasil naik 0,6% pada Juni, versus konsensus analis yang meramal kenaikan 0,1%. Ini menandakan anggaran belanja konsumen mencatatkan kenaikan pada musim semi.

"Belanja konsumer merupakan salah satu hal terpenting bagi ekonomi AS. Saat penjualan ritel tampak baik, hal ini membantu apa yang dipikirkan pwlaku pasar mengenai perekonomian," jelas Bill Stone, chief investment strategist PNC Asset Management Group.

Sementara itu, Thomas Garcia, head equity trading Thornburg Investment Management Inc mengatakan, pasar tertekan akibat aksi ambil untung setelah menorehkan rekor dalam empat hari terakhir.

"Pasar saham AS naik 8% dalam periode yang sangat singkat, mungkin kondisi saat ini akibat aksi investor menempatkan posisinya kembali," ujar Garcia kepada Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×