kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mata uang emerging mendekati level termurah dalam dua dekade, rupiah paling menarik


Senin, 18 November 2019 / 10:01 WIB
Mata uang emerging mendekati level termurah dalam dua dekade, rupiah paling menarik
ILUSTRASI. Ilustrasi foto rupiah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/09/2019


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mata uang emerging market dinilai sejumlah analis sudah sangat murah. Menurut Pacific Investment Management Co, kesepakatan dagang antara AS dan China yang akan terjadi sebentar lagi berarti ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli mata uang emerging.

Roland Mieth, emerging market portofolio manager Pacific Investment di Singapura mengatakan, pihaknya lebih menyukai rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia, sekaligus mempertimbangkan untuk menambah posisi yuan China.  

"Berdasarkan model valuasi kami, mata uang emerging market semakin mendekati level termurahnya dalam dua dekade terakhir. Ini merupakan sesuatu yang kami lihat dan mencari kesempatan untuk menambah mata uang tersebut," kata Mieth kepada Bloomberg.

Baca Juga: Rupiah di pasar spot dibuka menguat ke Rp 14.070 pada awal perdagangan pekan ini

Aset-aset emerging market terus mencatatkan reli seiring kian positifnya kesepakatan dagang antara AS dengan China. Pada Kamis pekan lalu, penasihat Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan perundingan fase pertama dengan China sudah menuju ke tahap final.

Mengutip Bloomberg, JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan 10 mata uang regional terhadap dollar AS, sudah melaju 2,3% sejak melorot ke level terendahnya dalam 10 tahun terakhir pada September lalu.

Pimco bilang, saat tensi perdagangan global mereda akan mendorong aset-aset emerging market, beberapa aset menawarkan nilai yang lebih baik dibanding lainnya.

Baca Juga: Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir




TERBARU

[X]
×