kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,81   9,46   1.02%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk EIDO, saham perbankan dinilai punya gain tinggi


Senin, 19 Maret 2018 / 22:31 WIB
Masuk EIDO, saham perbankan dinilai punya gain tinggi
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asing terus mencermati portofolio emiten di pasar modal Indonesia. Di antaranya dengan memperbarui saham-saham pilihan yang masih menarik untuk investasi. Salah satu di antaranya adalah saham-saham pilihan EIDO atau iShare MSCI Indonesia Investable Market Index Fund atau MSCI Indonesia ETF. Indeks ini merupakan indeks acuan untuk reksadana saham pilihan MSCI.

Dalam indeks EIDO terdapat 89 saham yang dimasuki oleh asing. Kepemilikan dana pada 16 Maret 2018, menyatakan ada 10 saham pilihan tertinggi. Semua masuk dalam daftar emiten berkapitalisasi pasar besar (big caps). Di antaranya yakni BBCA dengan bobot 12,14%, BBRI dengan bobot 10,74%, TLKM dengan bobot 10,17%, ASII dengan bobot 7,91%, dan BMRI dengan bobot 7,76%. Selain itu ada UNVR dengan bobot 4,10%, BBNI dengan bobot 3,89%, UNTR dengan bobot 2,95%, HMSP dengan bobot 2,22%, dan GGRM dengan bobot 1,97%.

Halimas Tansil, Equity Fund Manager Majoris Asset Management menyatakan di antara saham-saham top pilihan EIDO dia merekomendasikan saham perbankan, di antaranya  BMRI, BBNI, BBCA, dan BBNI. Sektor perbankan dinilai lebih menarik dibandingkan dengan sektor konsumer. Saat ini sektor konsumer yang paling besar terdapat pada produk rokok. Sedangkan sektor konsumer bahan pokok masih cenderung defensif. “Kalau potensial yang masih punya capital gain besar ada di perbankan, paling tidak dalam waktu sebulan ke depan,” kata Halimas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/3).

Dia menambahkan, indeks 10 pilihan unggulan itu lebih mencerminkan kinerja LQ45, dengan kapitalisasi besar. Indeks ini juga dinilai bisa melihat arah investor asing terutama apakah mereka sedang menyukai Indonesia atau tidak. Bila asing menyukai saham EIDO, biasanya juga suka dengan performa IHSG. Menurutnya, kalau untuk jangka panjang saham pilihan EIDO menarik. Hanya saja, bila untuk jangka pendek masih harus melihat momentum yang ada. “Karena momentum dengan kapitalisasi gain yang besar, bukan pada bluechip biasanya ada di secondliner,” katanya.

Ke depan, dia melihat saham-saham yang memiliki porsi ekspor besar masih memiliki prospek yang cerah. Pasalnya, tekanan dalam nilai tukar rupiah tersebut diprediksi masih akan berlangsung hingga semester II-2018 nanti. Dia berpendapat, rupiah tersebut bisa melemah sampai dengan level 14.050. Kemudian, rupiah berpotensi untuk stabil pada level 13.800. “Setidaknya, emiten yang basis ekspor besar, profit masih menarik dalam jangka waktu setahun ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×