kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang Surat Berharga Syariah Negara diprediksi akan cukup ramai, ini penyebabnya


Kamis, 30 April 2020 / 19:42 WIB
Lelang Surat Berharga Syariah Negara diprediksi akan cukup ramai, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham di salah satu sekuritas di Jakarta, Selasa (24/3).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa (5/5). Dalam lelang kali ini pemerintah memiliki target indikatif Rp 8 triliun.

Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) memberikan kebijakan pelonggaran likuiditas sehingga perbankan bisa menyerap surat utang di pasar primer atau sekunder. Terakhir, lelang SBSN (21/4) berhasil mendapatkan penawaran mencapai Rp 18,84 triliun.

Sementara hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pekan ini juga menunjukkan animo yang cukup bagus dari pasar.

Baca Juga: Pemerintah menerbitkan surat utang Rp 136,69 triliun dalam sepekan

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto, menuturkan, ada kemungkinan risk appetite yang bagus pada lelang SUN pekan ini berlanjut pada lelang SBSN pekan depan.

“Seiring adanya pelonggaran aturan yang dilakukan pemerintah telah membuat perbankan semakin aktif masuk ke pasar obligasi. Oleh sebab itu, meski asing belum melirik kembali, keberadaan investor domestik cukup menopang dan meramaikan lelang,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/4).

Dengan kondisi tersebut, Ramdhan memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk akan mencapai Rp 20 triliun - Rp 25 triliun.

Sinyal optimistis terhadap lelang SBSN pekan depan juga ditunjukkan oleh analis Fixed Income MNC Sekuritas Made Adi Saputra. Terlebih dengan penguatan rupiah yang cukup bagus dalam dua hari terakhir membuat Made memperkirakan penawaran yang masuk bisa mencapai Rp 25 triliun - Rp 35 triliun.

“Selain risk appetite yang tengah bagus, ada kemungkinan investor yang tadinya mengejar SUN akan masuk ke SBSN seiring yield SUN yang melandai. Ditambah di SBSN itu tekanan asing yang jual tidak sebesar di pasar SUN,” ujar Made.

Baca Juga: Pemerintah tambah penerbitan SBN, analis: Jangka pendek, yield berpotensi naik




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×