kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs dolar AS jatuh, mata uang penghasil minyak menguat


Senin, 16 September 2019 / 08:10 WIB
Kurs dolar AS jatuh, mata uang penghasil minyak menguat
ILUSTRASI. Harga minyak


Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Dolar AS jatuh sementara instrumen safe-havens dan mata uang negara-negara penghasil minyak menguat pada Senin (16/9).

Perkembangan harga tersebut menyusul serangan terhadap fasilitas pengilangan Arab Saudi yang mengganggu pasokan minyak global dan meningkatkan ketegangan Timur Tengah.

Dolar Kanada naik 0,5% dalam perdagangan pagi di Asia menjadi 1,3224 per dolar. Krone Norwegia naik hampir 0,6% menjadi 8,9363 per dolar AS.

Kedua mata uang ini sering bergerak bersama dengan harga minyak karena negara-negara tersebut adalah eksportir minyak utama.

Baca Juga: Harga emas spot melejit 1,46% ke US$ 1.5010 akibat tensi geopolitik

Mata uang safe-haven seperti yen Jepang dan franc Swiss masing-masing mengangkat setidaknya 0,3% terhadap dolar. Yen mencapai 107,60 per dolar dan franc Swiss menyentuh $ 0,9871.

Harga emas juga Emas melonjak lebih dari 1%. Terhadap sekeranjang mata uang uatama, dolar ambles sedalam 0,2% ke 98,053.

"Jika itu bagian dari alasan penurunan minyak pekan lalu dan peningkatan sentimen risiko geopolitik adalah berita pemecatan John Bolton ... dan pemikiran ini adalah pendahulu untuk beberapa bentuk pemulihan hubungan antara Trump dan Iran, maka itu tidak lagi valid, "kata Ray Attrill, kepala strategi FX di National Australia Bank di Sydney.

Di luar minyak, pasar mata uang sedang menunggu hasil pertemuan bank sentral di AS dan Jepang minggu ini dan data ekonomi penting di Australia dan Selandia Baru yang dapat menentukan prospek suku bunga di Antipodes.

Baca Juga: Trump: AS siap menembak, membalas serangan terhadap Saudi

Banyak risiko luntur pekan lalu didorong oleh tanda-tanda mencairnya ketegangan perdagangan AS-China, namun sentimen tetap rapuh.

"Risiko geopolitik dan retorika bank sentral tetap menjadi pendorong utama risiko minggu ini," analis Australia dan Selandia Baru Banking Group mengatakan dalam sebuah catatan.

Di Amerika Serikat, investor yang telah mulai memangkas ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve AS pada hari Rabu. 

Pasar juga memperkirakan Bank of Japan akan mendorong suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif, dengan sepertiga ekonom yang disurvei oleh Reuters pekan lalu memperkirakan stimulus akan meningkat.

Baca Juga: Duh, harga minyak mentah melonjak lebih dari 15% pasca serangan ke fasilitas Aramco

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×