kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,68   7,33   0.79%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kombinasi sentimen eksternal dan internal, rupiah diprediksi menguat hari ini (15/1)


Jumat, 15 Januari 2021 / 08:00 WIB
Kombinasi sentimen eksternal dan internal, rupiah diprediksi menguat hari ini (15/1)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot diperkirakan dapat melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini (15/1). Kombinasi sentimen eksternal maupun internal akan menguntungkan pergerakan rupiah.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, sentimen eksternal yang akan mendorong penguatan rupiah pada esok hari adalah rencana Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan merinci RUU stimulus, yang diperkirakan bernilai US$ 2 triliun. 

“Sentimen tersebut juga bisa meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi global umumnya, khususnya ekonomi AS, yang bisa mendorong investor melirik aset berisiko. Stimulus ini bisa melemahkan dolar, namun jika investor justru berpacu pada inflasi, di mana ketika inflasi naik, maka prospek tapering juga meningkat. Hal ini bisa menguatkan dolar AS,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (14/1).

Baca Juga: Ini sentimen yang membuat rupiah ditutup menguat ke Rp 14.059 per dolar AS

Sementara dari dalam negeri, Alwi melihat rupiah akan diuntungkan oleh rilis data neraca perdagangan. Di mana, neraca perdagangan bulan Desember 2020 iperkirakan surplus US$ 2,3 miliar. Dus Alwi melihat secara keseluruhan sentimen masih akan mendukung penguatan rupiah.

Dia pun memproyeksikan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 13.980 - Rp 14.200 per dolar AS pada hari ini.

Adapun pada Kamis (14/1), rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,01% ke Rp 14.059 per dolar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah justru tercatat mengalami pelemahan. Mata uang Garuda ini ditutup turun tipis 0,07% ke Rp 14.119 per dolar AS

Selanjutnya: Dorong inklusi keuangan, Standard Chartered gandeng Bukalapak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×