kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja indeks obligasi negara dan dan korporasi ciamik didorong sentimen positif


Minggu, 01 September 2019 / 15:27 WIB
Kinerja indeks obligasi negara dan dan korporasi ciamik didorong sentimen positif
ILUSTRASI. Aktivitas di Mandiri Sekuritas Jakarta


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia masih berada dalam tren yang positif sepanjang tahun ini. Terbukti, return investasi instrumen tersebut tumbuh signifikan.

Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), INDOBeX Government Total Return tumbuh 9,54% (ytd) ke level 259,05 sampai Jumat (30/8) lalu. Di saat yang sama, INDOBeX Corporate Total Return tumbuh 9,33% (ytd) ke level 287,38. Ini menunjukkan bahwa performa indeks obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi sama-sama mengesankan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, indeks obligasi mulai memperlihatkan kinerja yang positif semenjak sinyal penurunan suku bunga acuan muncul.

Baca Juga: Happy birthday Warren Buffett! Inilah faktor yang membuatnya sukses seumur hidup

Performa indeks kian ciamik ketika penurunan suku bunga benar-benar terealisasi, meski dalam beberapa momen tertentu indeks sempat terkoreksi akibat isu perang dagang dan ancaman resesi global. “Pasar obligasi Indonesia bergerak lebih positif setelah libur panjang di bulan Juni lalu,” ujar dia, Jumat (30/8).

Pertumbuhan indeks obligasi pemerintah tampak lebih pesat ketimbang obligasi korporasi. Menurut Ramdhan, Surat Utang Negara (SUN) cenderung lebih cepat menyerap berbagai sentimen, termasuk pemangkasan suku bunga acuan. Hal ini didukung oleh karakteristik SUN yang cukup likuid di pasar sekunder, sehingga mudah mengalami perubahan harga atau yield.

Baca Juga: Aliran dana asing ke pasar domestik mencapai Rp 180,7 triliun

Terbukti, yield SUN bergerak turun cukup cepat. Mengutip Bloomberg, per 29 Mei lalu yield SUN 10 tahun masih berada di level 8,01%. Kemudian Jumat lalu, yield SUN sudah turun ke level 7,30%. Di  pertengahan Juli lalu, yield SUN bahkan hampir memasuki area di bawah 7%.

Pergerakan yield SUN ini akhirnya terefleksikan pada pertumbuhan indeks obligasi pemerintah yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Head of Research & Consulting Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyampaikan, sejatinya pertumbuhan kinerja SUN dengan obligasi korporasi saling beriringan. Hanya saja, karena obligasi korporasi cenderung jarang ditransaksikan di pasar sekunder, pertumbuhan return instrumen ini relatif lebih lambat ketimbang SUN.

“Ini membuat obligasi korporasi tidak terlalu terpengaruh dampak penurunan suku bunga acuan,” kata dia, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Investor Masih Getol Masuk ke Surat Berharga Negara (SBN)

Di sisi lain, lambatnya pergerakan harga dan yield obligasi korporasi dapat menjadi keuntungan tersendiri. Dalam hal ini, ketika pasar obligasi bergejolak, kinerja instrumen tersebut tidak langsung turun begitu cepat.

Kondisi ini pernah terjadi di bulan Mei lalu tatkala return indeks obligasi korporasi sempat mengungguli obligasi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×