kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kilau emas sebagai safe haven memudar


Kamis, 19 Maret 2020 / 11:41 WIB
Kilau emas sebagai safe haven memudar
ILUSTRASI. Ilustrasi harga emas melorot


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas global kembali meredup. Daya tarik emas sebagai aset lindung nilai alias safe haven kalah dari dolar Amerika Serikat. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (19/3) pukul 11:00 WIB harga emas spot berada di US$ 1.471,52 per ons troi, turun 0,98% dari penutupan hari sebelumnya yang berada di US$ 1.486,05 per ons troi. 

Andria Pichidi, Market Analyst HFX Internasional Berjangka mengatakan, emas mulai kehilangan daya tarik sebagai aset lindung nilai. Alasan kejatuhan emas adalah margin call yang memaksa investor untuk menjual emas guna menutupi kerugian instrumen investasi lain, terutama ekuitas. 

"Pola serupa terlihat sama dengan krisis keuangan 2008-2009 ketika harga emas turun sejalan dengan penurunan pasar ekuitas selama sekitar tiga bulan," kata Andria dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (18/3). 

Baca Juga: IHSG tetap melemah 5,27% ke 4.102,559 pada satu jam sebelum penutupan sesi I

Faktor lain yang membebani emas juga datang dari harapan bahwa negara-negara akan dipaksa menjual sebagian dari cadangan emas mereka untuk membayar langkah-langkah dalam menangani pandemi korona. 

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu menambahkan, tren pelonggaran kebijakan dan stimulus yang agresif diberikan bank sentral global membawa investor cenderung berpikir bahwa emas jadi instrumen investasi yang tepat sebagai aset lindung nilai. 

Namun, kondisi saat ini sedikit berbeda. Di tengah-tengah tren quantitavie easing yang dipelopori oleh Federal Reserve, kini pasar dalam kondisi bimbang.  Terlihat baik pasar saham tertahan kenaikan begitupun dengan harga emas. 

"Pada titik ini, istilah terbaik untuk menggambarkan tindakan kini baik di pasar saham maupun emas adalah optimisme yang berhati-hati," kata Ady dalam riset. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×