kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Khawatir prospek ekonomi global, indeks bursa Wall Street jatuh


Sabtu, 15 Desember 2018 / 08:05 WIB
Khawatir prospek ekonomi global, indeks bursa Wall Street jatuh
ILUSTRASI. Bursa AS


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK.  Tiga indeks utama Wall Street jatuh pada Jumat (14/12), karena data ekonomi yang lemah dari China dan Eropa memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. 

Indeks juga terbebani longsornya saham Johnson & Johnson setelah Reuters melaporkan perusahaan itu mengetahui selama beberapa dekade bahwa pasokan bedak bayi yang diproduksi mengandung asbes. Laporan itu membuat saham Johnson & Johnson jatuh 10% dan menjadikannya sebagai beban terbesar pada S & P 500 dan Dow Industrials.

Di akhir pekan ini, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 496,87 poin atau 2,02% menjadi 24.100,51. Indeks Dow Jones sudah jatuh 10% sejak 3 Oktober 2018.

Sementara indeks S&P 500 turun 50,59 poin atau 1,91% menjadi 2,599.95.  Pun indeks Nasdaq Composite turun 159,67 poin atau 2,26% ke level 6.910,67.

Investor fokus pada kekhawatiran pertumbuhan global dan khawatir tentang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah China melaporkan pertumbuhan penjualan ritel bulanan yang lemah. Angka output industri juga memurun setelah data ekonomi mengecewakan dirilis dari zona euro.

"Kelemahan yang ditunjukkan dalam ekonomi Cina sebagai akibat dari perang perdagangan yang sedang berlangsung tentu saja menjadi kekhawatiran bagi pertumbuhan ekonomi global," kata Ryan Larson, Kepala Perdagangan Ekuitas RBC Global Asset Management seperti dilansir Reuters.

Larson juga menunjukkan kekhawatiran tentang jajak pendapat ekonom Reuters yang menemukan risiko resesi AS dalam dua tahun ke depan meningkat menjadi 40%.

Investor tampak mengabaikan pengumuman Beijing yang akan menangguhkan tarif tambahan pada kendaraan dan komponen mobil buatan AS selama tiga bulan mulai 1 Januari 2019. Data penjualan ritel AS yang kuat juga hanya memiliki sedikit dampak pada pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×