kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,03   5,39   0.58%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma (KLBF) menyiapkan ekspansi ke ASEAN


Selasa, 30 Oktober 2018 / 14:10 WIB
Kalbe Farma (KLBF) menyiapkan ekspansi ke ASEAN
ILUSTRASI. Produksi Promag Kalbe Farma


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siap untuk memperluas jaringan pasar ke negara-negara Asia Tenggara dengan mendirikan pabrik baru. Saat ini proses pembuatan pabrik sedang berlangsung di negara Myanmar.

Direktur Utama KLBF, Vidjongtius mengatakan, pihaknya sedang menjajaki pasar di Asia Tenggara. Untuk pabrik di Myanmar, KLBF menyiapkan dana sekitar US$ 15 juta hingga US$ 20 juta. Diharapkan pabrik baru ini akan rampung dalam dua tahun ke depan.

“Saat ini baru tahap konstruksi. Dananya disiapkan dari belanja modal tahun 2018 sekitar Rp 1,5 triliun. Kami menganggarkan dana belanja modal di angka itu setiap tahunnya,” ujar Vidjongtius saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/10).

Asal tahu saja, pendirian pabrik di Myanmar ini dilakukan dengan skema joint veture (JV) dengan satu perusahaan distributor. Nantinya kepemilikan KLBF di skema JV ini sekitar 90%. Produk yang akan menjadi andalan untuk ekspansi ini adalah Mixagrip.

Lebih lanjut, Vidjongtius mengatkan, pihaknya juga sedang melakukan evaluasi untuk masuk ke negara lain seperti Vietnam dan Filipina dengan skema yang sama yakni JV. Menurutnya, saat ini KLBF baru memiliki satu pabrik di luar negeri yaitu di Nigeria. Pun, KLBF juga sedang melakukan survei pasar di Himalaya.

“Dengan yang di Myanmar akan menjadi dua. Kami akan tambah dua lagi dalam dua atau tiga tahun ke depan,” ujarnya.

Saat ini pendapatan KLBF mayoritas masih untuk pasar domestik sebesar 94% dari total pendapatan. Sisanya sekitar 6% adalah untuk pasar ekspor. Harapannya dengan ekspansi di luar negeri ini, pendapatan ekspor bisa sentuh angka 10%.

Sekadar informasi, hingga semester I 2018, pertumbuhan pendapatan KLBF hanya 3,12% year on year (yoy) menjadi Rp 10,38 triliun atau tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10,06 triliun. Tahun ini diharapkan pendapatan akhir tahun dapat tumbuh hingga 5% yoy.

“Kendala kami masih dari pelemahan rupiah. Hampir 90% bahan baku kami itu impor. Kami harus bekerja keras untuk atasi ini. Kami juga telah melakukan kenaikan harga sekitar 2% hingga 3% di semester I 2018,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×