kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi jawara, dana kelolaan MMI didominasi produk terproteksi


Rabu, 07 Maret 2018 / 20:08 WIB
Jadi jawara, dana kelolaan MMI didominasi produk terproteksi
ILUSTRASI. Mandiri Manajemen Investasi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi dana kelolaan reksadana terproteksi milik PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) membawa manajer investasi ini memperoleh dana kelolaan tertinggi per Januari 2018.

Berdasarkan data Infovesta Utama per Januari 2018, dana kelolaan MMI tercatat sebesar Rp 46,02 triliun, naik Rp 2,89 triliun dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 43,13 triliun.

Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan, reksadana terproteksi berkontribusi paling besar yaitu 34% terhadap total dana kelolaan MMI. Selanjutnya, reksadana saham dengan kontribusi sebesar 25%, lalu 14% reksadana pendapatan tetap, 21% reksadana pasar uang, 5% KIK EBA dan Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan 1% reksadana campuran.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, setiap MI memiliki strategi masing-masing dalam menumbuhkan dana kelolaan. Ia melihat, MMI kuat menjalin kerja sama degan agen penjualan terutama bank. "Sasaran utama reksadana terprteksi memang nasabah bank, karena di tengah rate deposito yang saat ini turun terus, MMI fokus ke produk yang memberikan imbal hasil tidak terlalu tinggi, tetapi masih di atas rate deposito," paparnya, Rabu (7/3).

Saat ini, Wawan melihat investor yang biasanya berinvestasi di deposito lebih tertarik pada reksadana terproteksi yang bisa memberikan imbal hasil lebih tinggi sekitar 7%-10%, sementara deposito hanya memberikan imbal hasil sekitar 5%-6%.

Pertumbuhan dana kelolaan MMI yang pesat ini juga didukung empat produk reksadana baru yang diterbitkan sejak Desember 2017 hingga Februari 2018. Di periode tersebut MMI menerbitkan tiga reksadana terproteksi dan satu reksadana pasar uang. "Tiga reksadana terproteksi yang baru diterbitkan juga untuk mengganti reksadana terproteksi yang jatuh tempo," kata Alvin.

Hingga akhir tahun ini, Alvin menargetkan total dana kelolaan MMI bisa mencapai Rp 62 triliun. "Dengan komposisi portofolio sekarang, pertumbuhan dana kelolaan didukung oleh penambahan unit penyertaan, karena dominannya subscription dibandingkan dampak dari kenaikan pasar," ungkapnya.

Alvin masih memandang positif investasi di pasar saham. Hal ini didukung situasi makroekonomi Indonesia yang cenderung membaik pada tahun ini. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, ia memprediksi di kisaran 5,3% dari 5,1%. Sementara, inflasi juga masih terjaga.

Selain itu, konsumsi masyarakat juga akan naik pada tahun pemilu. Naiknya ekspor dan investasi dengan meningkatnya permintaan akan barang komoditas juga memberi sentimen positif bagi pasar saham domestik. Bagi investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang, saat seperti ini peluang untuk berinvestasi.

Sedangkan, sentimen luar seperti naiknya Fed Funds Rate (FFR) di AS bisa dilihat positif karena purchasing manager index (PMI) naik dan inflasi bisa di atas 2%. Lalu, di zona Eropa, Alvin melihat pulihnya ekonomi Eropa dan PMI yang meningkat memungkinkan (European Central Bank) ECB untuk mengurangi pembelian kembali obligasi di pasar.

Untuk, prospek reksadana berbasis obligasi, Alvin mengekspektasikan Bank Indonesia tidak akan menurunkan suku bunga pada tahun ini. Oleh karena itu, ia lebih memilih masuk pada obligasi tenor pendek yang tidak terlalu sensitif pada perubahan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×