kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor perlu berhati-hati terhadap saham kapitalisasi kecil maupun menengah


Kamis, 07 Juni 2018 / 19:59 WIB
Investor perlu berhati-hati terhadap saham kapitalisasi kecil maupun menengah
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai tahun ini, emiten dengan kapitalisasi pasar kecil di bawah Rp 50 miliar dan emiten dengan aset menengah Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar bisa melakukan Initial Public Offering (IPO).

Sejauh ini ada beberapa emiten yang sudah melakukan IPO yakni PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) yang memiliki aset Rp 96 miliar dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) yang mengantongi total aset Rp 196 miliar. Sementara itu, aset  PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) dan PT Charnic Capital Tbk (NICK) masing-masing sebesar Rp 220 miliar dan Rp 48 miliar.

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengungkapkan bahwa karena kapitalisasi pasarnya kecil maka volume perdagangan menjadi terbatas dan punya tendensi untuk mudah 'dimainkan' sahamnya.

"Saya rasa investor kurang meminati saham-saham tersebut. Untuk investor pemula saya harapkan lebih berhati-hati dengan saham-saham tersebut karena kapitalisasi pasarnya kecil," jelasnya, Kamis (7/6).

Aditya juga menilai saham-saham tersebut tidak cocok untuk investasi jangka panjang. Ia menyarankan sebaiknya investor memperhatikan publikasi dan rencana bisnis yang akan dilakukan oleh emiten tersebut.

"Untuk saat ini, investor perlu wait and see dulu dengan saham-saham tersebut", tambahnya.

Beberapa saham tersebut pergerakannya sangat volatil, hal ini dikarenakan kapitalisasi pasarnya cukup kecil dan sangat rawan naik turun dengan cepat.

"LCKM harganya swing dengan cepat, BOSS harga sahamnya sudah naik 3,5 kali sejak IPO, HELI saat ini harganya di bawah harga IPO, NICK harganya turun jauh dari pada saat ketika IPO," kata Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×