kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi reksadana sekaligus beramal


Selasa, 17 Oktober 2017 / 09:53 WIB
Investasi reksadana sekaligus beramal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski belum berkembang pesat, kian banyak manajer investasi yang meracik reksadana jenis endowment fund. Melalui reksadana jenis ini, manajer investasi memberi kesempatan pada investor untuk mendulang untung sekaligus beramal.

Sekadar info endowment fund atau dana abadi adalah reksadana yang diterbitkan manajer investasi yang bekerjasama dengan pihak tertentu. Misalnya menggandeng yayasan sosial, organisasi lingkungan dan kemanusiaan, maupun universitas. Dengan membeli reksadana endowment fund, investor bisa berinvestasi sekaligus beramal pada lembaga tersebut.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksadana berkategori endowment fund berkembang baik, tapi tidak signifikan. Penyebabnya, reksadana ini biasanya membidik investor tertentu, meskipun dibuka juga untuk umum.

Sebagai contoh reksadaana endowment fund yang baru meluncur, Minggu (15/10) bertajuk Reksadana ITB Harmoni BNI AM. Menurut Wawan, reksadana tersebut membidik nasabah dari kalangan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) atau institusi terkait. "Jadi sasaran reksadana endowment fund lebih terbatas," kata Wawan, Senin (16/10).

Meski secara prinsip reksadana ini juga memberi kesempatan pada siapa saja untuk berinvestasi, pada prakteknya, sangat jarang investor di luar sasaran utama yang bergabung. Namun menurut Wawan, reksadana ini tetap akan menarik investor lain bila memiliki kinerja yang optimal.

BNI Asset Management sebelumnya sudah meluncurkan BNI AM Makara Investasi bekerjasama dengan Universitas Indonesia dan BNI AM UGM Progressive Balanced bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada.

Bahana TCW Investment Management juga memiliki beberapa produk endowment fund seperti Makara Prima milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Ganesha Abadi milik Ikatan Alumni ITB, Kehati Lestari milik Yayasan Kehati, dan Bahana MES Syariah Fund milik Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Namun Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menilai reksadana endowment fund di Indonesia belum banyak menuai kemajuan. "Manajer investasi di Indonesia masih jarang bekerjasama membuka reksadana endowment," kata Soni.

Saat ini, Soni mengatakan dana kelolaan reksadana Makara Prima sekitar Rp 450 miliar dan reksadana Ganesha Abadi Rp 160 miliar. Soni menilai kinerja kedua reksadana endowment fund tersebut cukup kompetitif dengan kinerja sekitar 11%–12% secara year to date (ytd).

Meski belum berkembang pesat, menurut Wawan, minat manajer investasi dalam meluncurkan produk reksadana endowment fund meningkat karena mereka melihat adanya pangsa pasar. "Pangsa pasar lumayan meski dibanding total dana kelolaan reksadana tidak begitu besar, tapi tumbuh terus," kata Wawan.

Kinerja reksadana endowment fund, menurut Wawan, tergantung pada jenis reksadana yang dipilih. Selama ini mayoritas berjenis reksadana pendapatan tetap.

Maklum, endowment fund cenderung mencari aset yang lebih aman seperti obligasi. Sebab tujuan investasinya jangka panjang yang aman. "Jika besar di saham bisa saja rugi, malah tidak mencapai tujuan utama untuk menguntungkan dan menyumbang, jadi lebih banyak yang konservatif," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×