kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini yield dan tenor yang menarik agar Pandemic Bond dilirik


Senin, 06 April 2020 / 21:03 WIB
Ini yield dan tenor yang menarik agar Pandemic Bond dilirik
ILUSTRASI. Tenor pendek diperkirakan bakal jadi incaran investor, jika pemerintah menerbitkan Pandemic Bond.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tenor pendek diperkirakan bakal jadi incaran investor, jika pemerintah menerbitkan Pandemic Bond. Sebagai informasi, saat ini pemerintah tengah menggodok rancangan Pandemic Bond, di mana nantinya Bank Indonesia (BI) dan korporasi/swasta bisa jajan obligasi di pasar perdana.

Head of Fixed Income Bank BNI Edy Pramono mengatakan, Pandemic Bond tentunya akan disambut baik oleh pelaku pasar karena, suplai obligasi di pasar meningkat. Namun, harapan investor adalah diberikannya insentif pajak dan imbal hasil atau yield yang menarik.

"Apabila ada insentif pajak, maka yield sesuai Surat Utang Negara (SUN) cukup menarik," kata Edy kepada Kontan, Senin (6/4).

Baca Juga: Perpres APBN Perubahan terbit, ini rincian postur anggaran 2020 yang baru

Bahkan, jika yield yang ditawarkan bisa di atas rata-rata yield SUN pasar saat ini, maka Pandemic Bond diyakini akan lebih menarik. Edy menilai untuk yield nantinya, umumnya tergantung pada harga pasar saat bond tersebut diterbitkan. "Tenor juga menjadi pertimbangan bagi investor," jelasnya.

Menurut Edy, semakin pendek tenor yang ditawarkan, tentunya akan lebih menarik bagi investor. Mengingat, risiko pasar cenderung lebih terukur di jangka pendek sembari menunggu perkembangan penyebaran virus corona atau Covid-19 yang sampai saat ini belum diketahui kapan akan berakhir.

Baca Juga: Pandemic Bond digodok, ini saran Bareksa

Selain itu, obligasi dengan tenor pendek juga memberikan fleksibilitas bagi tipe investor yang ditargetkan pemerintah, antara lain eksportir dan importir dalam mengatur cashflow keuangannya. Edy memperkirakan tenor 1-2 tahun akan menarik bagi investor.

Adapun terkait nilai minimum investasi, Edy menilai minimum Rp 1 juta per unit atau setara dengan SR012 masih cukup menarik untuk membidik investor ritel. Apalagi, Edy mengungkapkan tujuan Pandemic Bond salah satunya untuk membantu dunia usaha dalam bentuk kredit khusus, yang efeknya akan dirasakan masyarakat banyak dan investor ritel tersebut.

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan obligasi untuk bantu UMKM di tengah pandemi corona

Asal tahu saja, saat ini Kementerian Keuangan tengah mencari sumber-sumber tambahan pembiayaan untuk membiayai pelebaran defisit APBN yang mencapai Rp 853 triliun di 2020. Salah satunya lewat penerbitan surat utang jenis khusus Pandemic Bond.

Berdasarkan Perppu 1/2020, instrumen ini nantinya bisa dimiliki oleh BI lewat pasar perdana. Rencananya, target penerbitan Pandemic Bond sebanyak Rp 449,9 triliun, mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Rapat Kerja Komisi XI DPR hari ini (6/4).

Baca Juga: Pemerintah rencanakan penerbitan Pandemic Bond sebesar Rp 449,9 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×