kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Mitra Investindo (MITI) mengurangi saldo rugi Rp 170,68 miliar


Selasa, 16 April 2019 / 15:45 WIB
Ini strategi Mitra Investindo (MITI) mengurangi saldo rugi Rp 170,68 miliar


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra Investindo (MITI) mengakumulasikan saldo kerugian Rp 170,68 miliar. Saldo kerugian ini berkurang dari tahun 2017 yang mencapai Rp 179,04 miliar.

Penurunan saldo rugi ini terjadi setelah tahun lalu, MITI mencatat laba bersih Rp 7,97 miliar. Laba ini membaik jika dibandingkan dengan kerugian bersih tahun sebelumnya yang mencapai Rp 23,61 miliar. Bottom line yang membaik ini terjadi akibat peningkatan penjualan yang mencapai 21,97% menjadi Rp 34,97 miliar dari tahun sebelumnya Rp 28,67 miliar.

Saldo kerugian ini tercatat akibat kerugian karena penurunan harga minyak dalam beberapa tahun terakhir dan kontrak entitas anak TAC IBN Ol Holdico tidak diperpanjang PT Pertamina EP. Kerugian ini karena efek impairment atau penilaian aset yang turun karena harga minyak turun.

Untuk menggenjot kinerja dan menghapus saldo laba, MITI menyiapkan sejumlah rencana ekspansi. “MITI akan menyiapkan capital expenditure (capex) 2019 sebesar US$ 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar dari kas,” kata Direktur Independen MITI Diah Pertiwi Ghandi, setelah paparan publik PT Mitra Investindo di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (16/4).

Diah menjelaskan dana capex akan digunakan untuk operasional kegiatan usaha di perluasan hulu migas dan membuka kembali usaha pertambangan granit di Jawa dan Sumatra. Diah mengatakan MITI menargetkan akan memperoleh pendapatan di kuartal IV 2019.

Pendapatan ini dari kegiatan usaha di beberapa kegiatan baik up stream dan pertambangan granit. Selain itu MITI juga merencanakan alternatif pendanaan dari tiga sumber.
Pertama, kas internal dari dana spin off dan aset mati yang bisa dijual. “Aset tersebut berasal dari kegiatan operasional kemarin yang tidak berkembang. Sehingga bisa kami jual,” jelasnya.

Kedua, kerjasama dengan pihak ketiga. “MITI akan melihat sejauh mana perkembangan kedua usaha. Jika baik, MITI akan gaet potensial partner,” ujarnya.

Terakhir, MITI akan rights issue setelah 2020. “Jika dua opsi dan alternatif usaha belum bisa menutup beban operasional di pembangunan khususnya proyek gas power generation di Sorong. MITI akan lakukan rights issue,” ujar dia.

Nantinya hasil dari rights issue akan digunakan untuk akuisisi 10%-15% saham di Benakat Oil. Sebelumnya di 2017 MITI melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Benakat Oil sebesar 23,44% saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×