kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Luno Indonesia menarik minat investor kripto


Jumat, 19 Oktober 2018 / 22:25 WIB
Ini strategi Luno Indonesia menarik minat investor kripto
ILUSTRASI. Harga bitcoin


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Luno Indonesia, platform jual beli mata uang kripto memiliki beberapa strategi untuk menarik investor. Kanta Nandana, Country Manager Luno Indonesia mengatakan, saat ini, jumlah pengguna Luno sudah meningkat 10 kali lipat dalam kurun waktu dua tahun. 

"Dari nilai transaksi jual beli, aset kripto Luno juga sudah sangat besar, per bulan bisa mencapai Rp 40 miliar,” ujarnya. 

Mata uang yang diperdagangkan di platform ini yakni Bitcoin dan Ethereum. Kanta mengaku, dua mata uang ini merupakan yang paling favorit di antara 2.000 jenis mata uang kripto lainnya.

Saat ini, jumlah pengguna Luno baru sekitar 300.000 pengguna. Namun, dia masih optimis, peluang pasar kripto masih besar. Untuk menggapai investor, Luno pun menggalakkan kampanye di mana zaman sekarang menabung tidak lagi menabung rupiah, melainkan dengan Bitcoin. 

"Hanya dengan Rp 15.000 saja bisa dimulai. Ke depannya kami ingin menekankan kalau menabung dengan criptocurrency itu mudah dan murah sebenarnya dengan tingkat keamanan yang tinggi,” ungkap Kanta.

Ia menjelaskan dua mata uang kripto yang diperdagagkan di platform ini, yakni Bitcoin dan Ethereum memiliki kelebihan masing-masing. Bitcoin misalnya, memiliki kecepatan tinggi dari sisi network. “Ekosistem yang menggunakan ini semakin banyak, suatu koin akan berkembang kalau banyak yang menggunakan,” ujar Kanta. 

Di luar negeri, banyak perusahaan yang transaksinya mulai menggunakan Bitcoin sehingga semakin mendongkrak popularitasnya. Jumlah pengguna dan nilai transaksi Bitcoin juga masih menjadi unggulan.

Sedangkan Ethereum merupakan platform yang digunakan orang untuk mengembangkan aplikasi di atasnya dengan sistem pembayaran menggunakan coin bernama ether. Kelebihannya disebut sebagai smart contract di mana penggunaannya berusaha menghilangkan atau mengeliminasi orang-orang yang terlalu banyak melakukan kontrak. 

Di luar negeri, etehereum biasa dipakai dalam industri musik. “Selama ini misalnya dalam pembuatan CD pasti ada perjanjian kontrak seperti royalti bagi sang artis dari hasil penjualan CD nya. Smart contract ini mengeleminasi peran orang-orang seperti lawyer, notaris, dan lain-lain. Ke depannya tidak perlu membutuhkan banyak orang untuk membuat suatu perjanjian kontrak, semua bisa dilkakukan hanya lewat aplikasi ethereum ini,” lengkapnya.

Hingga saat ini banyak investor Luno yang menggunakan aplikasi untuk tujuan wallet dan trading dalam menambah profit jual beli harian. Selain itu ada juga yang menggunakannya untuk transfer dana karena prosesnya yang cepat khususnya untuk ke luar negeri. Hanya dengan alamat email dan tidak dikenakan biaya, Luno percaya kelebihan ini bisa menarik investor lebih banyak lagi.

Luno sendiri masih menghadapi tantangan seperti masalah kepastian hukum di Indonesia mengenai industri cryptocurency. Hingga saat ini Luno merupakan salah satu member dari Asosiasi Blockchain Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu mengembangkan peraturan mengenai cryptocurrency itu sendiri. 

Belum adanya aturan hukum membuat sebagian masyarakat yang masih kurang percaya terhadap teknologi ini. Kedua, Luno masih menghadapi tantangan dalam branding. “Masih banyak orang-orang belum tahu Luno itu apa, belum tahu kalo bisa membeli cryptocurrency di exchange seperti Luno. Masalah branding harus diperkuat lagi,” jelas Kanta. 

Terakhir, Luno juga mendapat tantangan oleh kurangnya edukasi masyarakat mengenai cryptocurrency. Menurutnya, banyak orang yang belum mau berinvestasi karena belum mengerti. Makanya, dalam setahun ke depan, Luno akan banyak melakukan roadshow atau event yang meningkatkan edukasi ke masyarakat luar mengenai crypto currency. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×