kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi investasi MAMI di tengah gejolak wabah virus corona


Kamis, 13 Februari 2020 / 14:27 WIB
Ini strategi investasi MAMI di tengah gejolak wabah virus corona
ILUSTRASI. MAMI sarankan masuk ke IHSG yang valuasinya sangat atraktif


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Respon pasar keuangan Asia dalam menghadapi sentimen corona menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk berinvestasi  di pasar Indonesia. Apalagi, koreksi yang terjadi beberapa waktu belakangan, membuat valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin atraktif. 

Bahkan, Senior Portofolio Manager Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Caroline Rusli mengatakan, price earnings ratio (PE) F12M sudah turun di bawah -1 standar deviasi lima tahun terakhir. 

Dengan kondisi tersebut memberikan pelaung investasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, secara bertahap kembali berinvestasi di pasar saham Tanah Air.

Apalagi, konfirmasi dari perbaikan earnings dan kecepatan eksekusi kebijakan reformis bakal menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia. Diantaranya seperti Omnibus Law, revisi Undang-Undang tenaga kerja, pemotongan pajak, dan revisi Daftar Negatif Investasi menjadi katalis positif yang sangat dinantikan tahun ini. 

Baca Juga: Manulife Asset Manajemen: Vcorona bisa berdampak ke ekonomi global hingga dua kuartal

Perbaikan sentimen global diperkirakan akan mendorong masuknya aliran dana asing pada pasar saham Asia di mana secara historis inflow pasar saham Asia memiliki korelasi yang tinggi dengan kinerja pasar saham Indonesia. 

"Secara umum kinerja pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh outlook pasar saham Asia dan pertumbuhan earnings perusahaan domestik," kata Caroline dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (13/2).

Berkaca dari situasi yang terjadi saat ini dan prospek ke depan, MAMI akan tetap fokus untuk mengidentifikasi peluang investasi melalui proyeksi makro ekonomi dan analisa fundamental di masing-masing emiten. 

"Untuk jangka pendek kami memilih sektor yang lebih defensif (dengan eksposur yang lebih kecil terhadap ekonomi global dan yang telah terkoreksi tajam) seperti misalnya barang konsumsi dan semen," ungkapnya. 

Baca Juga: MAMI prediksi pasar keuangan Indonesia atraktif di 2020

Selain itu, MAMI juga akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi, serta memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×