kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir


Jumat, 15 Januari 2021 / 18:40 WIB
Ini sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir
ILUSTRASI. Rupiah dalam sepekan bergerak fluktuatif


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bergerak volatil dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah di pasar spot akhirnya ditutup di level Rp 14.020 per dolar Amerika Serikat pada Jumat (15/1). Posisi ini sama seperti penutupan rupiah pada pekan lalu.

sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor), rupiah terlihat menguat 0,36% ke Rp 14.068 per dolar AS pada hari ini. Namun dalam sepekan, rupiah Jisdor melemah 0,07%. 

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengungkapkan, pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir masih sejalan dengan fundamental ekonomi dalam negeri.  

"Rupiah sepekan terjaga dan rentang atau fluktuasinya tidak terlalu lebar, meskipun di awal pekan sempat terdepresiasi ke Rp 14.200-an per dolar AS," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1). 

Baca Juga: Berotot, rupiah ditutup menguat 0,28% ke Rp 14.020 per dolar AS pada hari ini (15/1)

Reny menjelaskan, pelemahan rupiah di awal pekan terjadi karena indeks dolar AS yang menguat dan kembali ke atas level 90-91. Alhasil, rupiah dan mata uang di emerging market cenderung melemah. 

Namun, jelang akhir pekan, sejumlah sentimen positif yang datang baik dari domestik maupun global berhasil menopang pergerakan rupiah.

Sentimen domestik datang dari rilis neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2020 lalu surplus US$ 21,74 miliar. Hal ini berhasil menopang pergerakan rupiah stabil. 

Selain itu, ada juga sentimen terkait program vaksinasi yang dilakukan pemerintah mulai Rabu (13/1) dan dipelopori oleh Presiden Joko Widodo. Menurut Reny, upaya tersebut diharapkan efektif dan mampu berjalan sesuai harapan pasar, dengan begitu dapat mendorong capital inflow ke depan, sekaligus menekan jumlah kasus Covid-19. 

Adapun sentimen positif dari eksternal datang dari proses transisi kepemimpinan Presiden Donald Trump ke Joe Biden yang diharapkan berjalan lancar. 

Ditambah lagi ada rencana penambahan stimulus US$ 1,9 triliun dari Biden lantaran data tenaga kerja AS yang buruk di bulan lalu. Dengan adanya tambahan stimulus ini, pasar global pun mendapatkan celah untuk melaju dan optimistis pada perbaikan ekonomi.  

"Prediksinya, rupiah masih akan stabil di pekan depan, karena inflasi masih terkendali. Ini membuat rupiah stabil dan inflow masih berlanjut," pungkas Reny.

Selanjutnya: Analis rekomendasikan beli Bitcoin saat harga di bawah US$ 35.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×