kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini saham top losers sepekan lalu, simak rekomendasi selanjutnya


Minggu, 09 September 2018 / 21:25 WIB
Ini saham top losers sepekan lalu, simak rekomendasi selanjutnya
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 2,77% ke posisi 5.851. Bersama dengan penurunan IHSG sejumlah saham menempati jajaran top losers sepanjang pekan lalu. 

Lima saham dengan persentase penurunan harga terbesar, berdasarkan data RTI adalah:

  1. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 15,26% ke level Rp 3.220 per saham.
  2. PT Madusari Murni Tbk (MOLI) turun 14,29% menjadi Rp 930 per saham.
  3. PT First Indo American Leasing Tbk (FINN) melemah 12,86% menjadi Rp 61 per saham.
  4. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang melemah 12,50% menjadi Rp 210 per saham.
  5. PT Erajaya Swasembada (ERAA) melemah 11,57% menjadi Rp 2.379 per saham.

Analis Trimegah Sekuritas, Rovandi menilai bahwa INCO mengalami pelemahan harga saham karena harga nikel dunia yang saat ini melemah 6,1%. Walau demikian Rovandi memprediksi untuk minggu ini Vale Indonesia (INCO) akan mengalami rebound. 

"Karena saat ini sudah masuk area jenuh jual, sell preasure sudah jauh berkurang, saya yakin INCO akan mengalami rebound," Kata Rovandi, Minggu (9/9). Dia memprediksi INCO akan rebound dengan target harga menuju resistance Rp 3.700 dengan support Rp 2.900.

Sementara menurut Rovandi melemahnya saham BUMI Resources karena saat ini BUMI memang sedang mengalami fase downtrend, ia meramalkan dalam minggu ini BUMI masih berpotensi koreksi, menuju support di Rp 190 dan resistance Rp 250.

Selain itu ia melihat saham Erajaya Swasembada (ERAA) mengalami pelemahan lantaran imbas market yang terkoreksi karena sentimen rupiah. "Untuk PPh impor sesuai PMK terbaru kenaikan hanya pada impor smartphone dari 7,5% menjadi 10%, sedangkan komponen yang tidak mengalami kenaikan PPh impor tetap di 2,5%," kata Rovandi.

Dia meyakinkan ERAA tidak terkena dampak PPh impor tersebut sehingga ERAA berpotensi rebound untuk minggu ini. Rovandi merekomendasikan ERAA buy dengan target harga minggu ini Rp 2.700-Rp 2.800 dan support Rp 2.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×