kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dia penghuni bursa baru di bulan Juni


Senin, 29 Mei 2017 / 11:55 WIB
Ini dia penghuni bursa baru di bulan Juni


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perhelatan initial public offering (IPO) semakin ramai. Malah, sejumlah emiten pendatang baru dijadwalkan bakal mencatatkan saham perdananya (listing) pada bulan Ramadan ini.

Paling dekat adalah pencatatan saham perdana PT First Indo American Leasing. Perusahaan pembiayaan ini berencana mulai melego sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2017.

Sehari setelah itu, PT Totalindo Eka Persada akan menyusul dan melepas saham perdana senilai Rp 1,5 triliun. Rencananya, saham perusahaan konstruksi ini listing pada 9 Juni mendatang.

PT Hartadinata Abadi dijadwalkan listing pada 20 Juni. Produsen perhiasan ini mengincar dana segar Rp 534 miliar melalui perhelatan IPO.

PT Trafoindo Prima Perkasa juga dijadwalkan akan listing pada 20 Juni. Produsen trafo listrik ini melepas 1,2 juta saham dengan rentang harga penawaran Rp 320 hingga Rp 400 per saham.

Jelang lebaran, ada PT Integra Indocabinet dan PT Buyung Poetra Sembada yang bakal melepas saham perdana. Kedua perusahaan ini bakal listing di BEI pada 23 Juni mendatang.

Kendati listing di bulan puasa yang biasanya lebih sepi transaksi, harga saham-saham baru ini diprediksi tetap bisa naik. "Tidak ada angka pasti, tapi kenaikan bisa mencapai puluhan persen," kata Nico Omer, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities kepada KONTAN, Minggu (28/5).

Ada sejumlah hal yang memicu hal ini. Pertama, jumlah saham beredar emiten masih terbatas karena saham baru yang dicatatkan tidak terlalu besar. Kedua, tidak semua investor berniat menjual saham emiten baru itu sehingga tidak banyak saham yang berada pada posisi offer.

Andai ada yang mau jual pun, dia akan memasang posisi harga yang tinggi karena tahu saham baru IPO bisa naik tinggi. "Tapi yang bersedia menawar di harga lebih tinggi juga sedikit, ini kenapa harganya melonjak saat pembukaan," jelas Nico.

Belum lagi hal yang selalu terjadi hampir dalam setiap perhelatan IPO. Saat perhelatan itu berjalan, biasanya investor hanya memperoleh sekian persen dari pesanan.

Sehingga, investor terpaksa masuk ke pasar sekunder untuk memperoleh saham baru emiten. "Itu pun dengan harga yang lebih tinggi," imbuh Nico.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×