kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 3 skenario IHSG hingga akhir tahun dari Mirae Asset Sekuritas


Selasa, 14 Juli 2020 / 10:48 WIB
Ini 3 skenario IHSG hingga akhir tahun dari Mirae Asset Sekuritas
ILUSTRASI. Karyawan menggunakan penutup wajah melintas di depan papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (3/7). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Jum'at (03/07). Pada pukul 16.00 WI


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyiapkan tiga skenario Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga pengujung tahun 2020. Salah satu variabel indikatornya adalah pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Yang pertama adalah base case scenario. Dalam scenario ini, Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni mengatakan laba bersih IHSG hingga akhir periode 2020 diperkirakan turun 10%  secara year on year (yoy) dan akan mengalami pemulihan menjadi 8,5%  pada 2021.

Dalam skenario ini pula, Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) diyakini mampu menembus level 5.400 hingga akhir 2020 (dari yang sebelumnya hanya 5.180).

Baca Juga: IHSG diprediksi terkoreksi hari ini, berikut rekomendasi trading buy Samuel Sekuritas

Skenario kedua adalah bull case scenario, di mana IHSG diyakini mampu menembus level 6,025 hingga akhir 2020. Skenario ini akan tercapai salah satunya apabila laba bersih IHSG hanya mengalami penurunan 5% pada 2020.

Skenario ini dapat terealisasi apabila pemulihan dalam pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari yang diharapkan. Selain itu, vaksin Covid-19  harus sudah diproduksi secara massal pada akhir tahun 2020.

“Selain itu, harga crude palm oil (CPO) terus naik hingga di atas MYR 3.000 per ton,” tulis Hariyanto dan Emma dalam riset, Senin (13/7).

Skenario terakhir adalah Bear case scenario, di mana hingga akhir 2020 IHSG diperkirakan hanya mampu berada di kisaran 4.500. Ini bisa terjadi jika pertumbuhan earnings IHSG turun hingga 15,0%.

Skenario bear ini bisa terjadi apabila pemerintah kembali menerapkan lockdown (karantina wilayah) dan pemulihan ekonomi lebih lambat dari yang diperkirakan.  Harga CPO yang turun kembali ke di bawah MYR2.000 per ton juga dapat mendukung terjadinya skenario ini.

Akibat pandemi Covid-19, IHSG pernah merosot ke 3.937 pada Maret 2020, level terendah (bottom) selama year-to-date.

Baca Juga: IHSG dibuka terkoreksi 0,06% pada perdagangan Selasa (14/7)

Berkaca dari pengalaman masa lalu (tahun 1998, 2001, dan 2008), pergerakan dan level bottom IHSG cenderung mendahului kemerosotan dalam produk domestik bruto (PDB) triwulanan Indonesia.

Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) triwulanan  Indonesia pada kuartal ketiga 2020  harusnya akan lebih baik daripada PDB kuartal kedua 2020. Sebab, kegiatan ekonomi telah dimulai kembali sejak pembatasan sosial skala besar (PSBB) dilonggarkan pada bulan Juni.

Saat ini, IHSG telah menguat 1,35% dalam sepekan. Oleh karena itu, pemulihan yang terjadi pada IHSG baru-baru ini merupakan pemulihan yang berkelanjutan. Level IHSG di bulan Maret yang menyentuh  3.937 harusnya menjadi titik terendah IHSG di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×