kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin menadah cuan dari saham pemberat IHSG 2019, cermati rekomendasi analis berikut


Jumat, 11 Januari 2019 / 19:39 WIB
Ingin menadah cuan dari saham pemberat IHSG 2019, cermati rekomendasi analis berikut


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dua pekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat sebanyak 2,7% dan ditutup menguat akhir pekan ini di level 6.361,47. Meskipun begitu, terdapat beberapa saham yang jadi pemberat pergerakan indeks tersebut.

Beberapa diantaranya, bahkan merupakan saham LQ45 seperti INTP, TPIA, ICBP dan GGRM. Selain itu, beberapa saham seperti BYAN, MKPI, INAF dan SMRU catatkan pelemahan lebih dari 10%, berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (10/1).

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, rata rata pelemahan terjadi karena faktor fundamental perusahaan tersebut. Ditambah lagi, kebanyakan saham tersebut memiliki valuasi yang terbilang tinggi.

"Penurunan karena fundamental perusahaan, kalau belum net profit baiknya dihindari. Apalagi, rata rata investor sangat menghindari saham yang tidak likuid," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (11/1).

Dari saham saham anggota LQ45, Nafan menilai GGRM dan ICBP sudah menunjukkan sinyal uptrend. Meskipun sebelumya saham ICBP sempat sideways dan saat ini sudah berada di level tinggi.

"Untuk GGRM bisa maintain buy atau akumulasi beli dengan target harga Rp 8.825, sedangkan untuk ICBP baiknya di hold dulu, karena harganya sudah tembus level puncaknya, untuk target selanjutnya di Rp 10.560," jelasnya.

Sedangkan untuk saham-saham yang pelemahannya di atas 10%, Binaartha belum merekomendasikannya untuk investor. Bahkan investor disarankan untuk menghindari saham seperti BYAN, MKPI dan SMRU lantaran kondisi saham yang kurang likuid.

Namun, untuk saham INAF dia melihat ada peluang bagi investor untuk melakukan akumulasi beli, meskipun perlu diakui valuasinya masih mahal. "Saya pikir, INAF di jangka menengah dan panjang bisa di kisaran Rp 5.750, bisa akumulasi beli untuk memanfaatkan sentimen penguatan nilai tukar rupiah," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×