kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Wall Street tertekan lonjakan kasus corona dan nasib stimulus fiskal AS


Sabtu, 21 November 2020 / 05:44 WIB
Indeks Wall Street tertekan lonjakan kasus corona dan nasib stimulus fiskal AS
ILUSTRASI. Indeks Wall street ditutup melemah pada Jumat (20/11) karena investor khawatir dengan perkembangan stimulus fiskal AS yang tak jelas.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks bursa saham Amerika serikat (AS) atau Wall street ditutup melemah pada Jumat (20/11) karena investor khawatir dengan perkembangan stimulus fiskal AS yang tak jelas.

Juga, kekhawatiran atas peluncuran vaksin corona yang berkepanjangan, dan semakin banyak penutupan di negara bagian AS untuk memerangi pandemi corona yang terus meningkat.

Jumat (20/11), indeks Dow Jones Industrial Average turun 219,75 poin atau 0,75% menjadi 29.263,48, indeks S&P 500 melorot 24,33 poin atau 0,68% menjadi 3.557,54. Sementara, Nasdaq Composite turun 49,74 poin atau 0,42% ke level 11.854,97.

Sepanjang minggu ini, pasang surut berita vaksin corona dan lonjakan infeksi corona telah membuat investor terombang-ambing.

"Pasar masih terjebak dalam tarik ulur antara peningkatan dramatis kasus corona baru versus kemajuan nyata pada vaksin corona," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Biden menang, kebanyakan perusahaan AS lebih optimistis berbisnis di China

Kata Carter, situasi tarik ulur ini kemungkinan akan berlanjut sampai jelas ada vaksin corona yang disetujui dan didistribusikan.

Rekor angka infeksi corona di AS telah menyebabkan pasien rawat inap corona melonjak hingga 50%. Lonjakan kasus telah mendorong penutupan sekolah dan bisnis, pemberlakukan jam malam dan pembatasan jarak sosial, yang menghambat pemulihan ekonomi AS dari resesi terdalam sejak Depresi Hebat.

Sementara, perkembangan terbaru dalam pengembangan vaksin corona, Pfizer Inc telah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat vaksin corona ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Ini membuat harga saham produsen obat tersebut naik 1,4%, dan menyokong indeks S&P 500.

Program kelanjutan stimulus AS yang tak jelas juga menekan Wall Street. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengumumkan pada Kamis malam bahwa ia akan mengizinkan program pinjaman bantuan selama pandemi di Federal Reserve berakhir pada akhir tahun ini.

Ia mengatakan, stimulus senilai US$ 455 miliar yang dialokasikan musim semi lalu di bawah tindakan CARES harus dikembalikan ke Kongres AS untuk dialokasikan kembali sebagai hibah bagi perusahaan kecil.

Keputusan untuk menghentikan program pinjaman yang dianggap penting oleh bank sentral tersebut datang pada saat infeksi virus corona baru meningkat dan gelombang baru PHK. Keputusan itu disebut "mengecewakan" oleh presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans.

"Masalah antara Fed dan Departemen Keuangan ini dapat berdampak serius, karena pasar ingin melihat kedua institusi bekerja sama dengan baik," tambah Carter.

Selanjutnya: Belum terbukti efektif, WHO tak sarankan obat virus corona buatan Gilead

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×