kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor China turun, harga batubara terkoreksi ke US$ 112,2 per ton


Rabu, 19 September 2018 / 18:36 WIB
Impor China turun, harga batubara terkoreksi ke US$ 112,2 per ton
ILUSTRASI. Batubara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menanjak tinggi, harga batubara mulai terkoreksi. Melemahnya permintaan China lantaran kondisi stok yang tinggi membebani harga batubara. Namun, hingga akhir tahun, harga komoditas energi ini diprediksi masih tetap stabil.

Mengutip Bloomberg, harga batubara kontrak pengiriman November 2018 di ICE Futures Newcastle, Selasa (18/9), bertengger pada level US$ 112,20 per metrik ton atau turun 1,1% dari posisi harga pada hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga batubara merosot 2,14% dari posisinya yang sempat menyentuh US$ 114,65 per metrik ton, level tertinggi sejak 2014.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menilai, koreksi harga memang terjadi pada komoditas batubara sejak awal pekan. Bahkan, harga turun hingga menyentuh level terendahnya dalam tiga bulan terakhir.

"Terkoreksinya harga batubara secara umum karena stok batubara di sejumlah pembangkit listrik China yang bertambah. Ini karena sepanjang semester-I lalu, China banyak melakukan impor batubara untuk disimpan sebagai stok," terang Deddy, Rabu (19/9).

Mengutip data China Coal Resources, Deddy menyebut, memasuki September stok batubara di enam pembangkit listrik China mengalami kenaikan secara mingguan. Stok diperkirakan merangkak naik ke angka 15,4 juta ton per hari, yang merupakan angka stok tertinggi China sejak Januari 2015.

Tingginya stok tersebut lantas menahan laju impor batubara China yang tercatat turun hingga hampir 40% secara mingguan hingga akhir pekan lalu. Impor mengalami penurunan sebesar 1,98 juta ton per hari.

"Sebagai importir terbesar batubara, sentimen dari China berpengaruh besar ke pergerakan harga komoditas ini," pungkas Deddy.

Belum lagi, sentimen negatif juga masih membubungi harga komoditas yaitu perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang terus bergulir. Hari ini, China mengumumkan akan memberlakukan tarif impor balasan untuk barang-barang AS dengan total nilai US$ 60 miliar. Perang dagang yang berlarut-larut ini dikhawatirkan pelaku pasar bakal menekan permintaan China terhadap komoditas ke depannya.

Kendati begitu, Deddy masih optimistis harga batubara akan tetap stabil hingga akhir tahun. "Masih ada sentimen cuaca musim dingin yang biasanya meningkatkan konsumsi batubara sehingga permintaan ikut naik," ungkapnya. Selain itu, Deddy pun belum melihat sentimen positif lainnya yang akan mendorong harga reli lebih tinggi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×