kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga saham rokok kompak naik sepekan terakhir, simak rekomendasi selanjutnya


Selasa, 24 November 2020 / 08:10 WIB
Harga saham rokok kompak naik sepekan terakhir, simak rekomendasi selanjutnya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten rokok kompak naik belakangan ini. Dalam seminggu terakhir sampai dengan Senin (23/11), saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) terkerek 5,94% menjadi Rp 44.125 per saham dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 5,54% ke Rp 1.525 per saham.

Begitu juga dengan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang bergerak positif 2,78% ke level Rp 555 dan PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) naik 1,66% menjadi Rp 368 per saham.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menilai, kenaikan harga saham rokok didorong oleh sentimen tarif cukai rokok yang masih dipertimbangkan untuk tidak dinaikkan tahun depan. Memang, saat ini, pemerintah masih mengkaji sekaligus mempertimbangkan dampak kebijakan tersebut terhadap sejumlah aspek.

Bernada serupa, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadji mengatakan, isu kenaikan tarif cukai memang masih menyetir pergerakan saham rokok. "Ada yang bilang akan naik 17%, ada yang bilang 0%. Masih overhang sampai ada kepastian. Kalau 17% dampaknya negatif sekali, sedangkan kalau 0% bagus sekali," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/11).

Baca Juga: Belum tentukan tarif cukai rokok 2021, Sri Mulyani masih menggodok lima aspek ini

Menurut Michael, peningkatan harga yang terjadi sepekan ke belakang lebih disebabkan oleh volatilitas pasar karena adanya pembelian dan penjualan saham.

Untuk ke depannya, Chris melihat saham rokok masih dapat mencatatkan kenaikan. "Ekonomi yang kembali jalan membuat para perokok dapat kembali merokok yang sebelumnya dengan adanya WFH perokok cenderung menahan diri untuk merokok di rumah," ucap Chris.

Hal ini terlihat dari kinerja mayoritas emiten rokok pada kuartal ketiga 2020 yang sudah lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. Terlebih lagi, harga saham-saham rokok saat ini sudah cukup murah secara fundamental.

Meskipun begitu, dalam jangka pendek, Chris melihat ada potensi koreksi harga. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness HMSP pada area Rp 1.400 dan GGRM pada kisaran Rp 42.000-Rp 43.000 per saham.

Baca Juga: GAPPRI harap pemerintah merujuk UU Cukai dalam membuat kebijakan cukai rokok

Chris memasang target harga HMSP di Rp 1.700 per saham dan GGRM Rp 50.000 per saham. Selain itu, Chris juga merekomendasikan buy WIIM dengan target harga Rp 700 per saham.

Sementara secara sektoral, Michael masih memasang rekomendasi underweight untuk perusahaan rokokĀ  Pasalnya, jika tarif cukai tahun depan jadi dinaikkan, maka saham rokok akan kembali turun dan peluang terjadinya kenaikan kembali akan cukup lama.

Akan tetapi, dari segi fundamental, dia melihat masih ada potensi naik pada GGRM. Dia memasang rekomendasi buy GGRM dengan target harga Rp 60.000, sebab valuasi saat ini sudah sangat murah. Untuk HMSP, Michael memasang rekomendasi netral dengan target harga Rp 1.850 per saham.

Baca Juga: Wismilak Inti Makmur (WIIM) masuk top gainers, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×