kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga pulih, Vale Indonesia (INCO) sebut masih ada perlambatan supply & demand nikel


Rabu, 29 Juli 2020 / 14:48 WIB
Harga pulih, Vale Indonesia (INCO) sebut masih ada perlambatan supply & demand nikel
ILUSTRASI. Pekerja mengemas biji nikel ke dalam karung besar untuk di kirim ke gudang penyimpanan milik PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan untuk selanjutnya di ekspor ke Jepang. Pada perdagangan Selasa (28/7) harga


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel telah menunjukkan perbaikan setelah pada akhir semester I-2020 berada di level US$ 12.805 per metrik ton. Merujuk data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (28/7) harga nikel berada di kisaran US$ 13.660 per metrik ton.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melihat kenaikan harga tersebut dengan sikap yang konservatif. Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto mengatakan di tengah kenaikan harga tersebut, masih terjadi perlambatan baik dari sisi permintaan ataupun pasokan.

"Dari sisi demand, di China ketersediaan stainless steel cukup tinggi dan tidak terserap sesuai yang kami harapkan. Jadi itu mengurangi proyeksi kebutuhan nikel di industri stainless steel," jelas Bernardus, Rabu (29/7).

Baca Juga: Tesla butuh pasokan nikel besar, Vale Indonesia (INCO) masih kaji isu sustainability

Kondisi serupa terjadi pada industri kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Bernardus mengatakan, di industri yang membutuhkan nikel tersebut juga terjadi perlambatan serapan dan produksi dalam beberapa waktu ini. "Tidak bisa dipungkiri bahwa itu adalah dampak dari pandemi di beberapa negara baik sebagai produsen maupun konsumen," jelasnya.

Dus, Vale Indonesia berharap di semester kedua ini industri di China mulai bisa menggeliat lagi supaya permintaan bisa kembali pulih. Selain itu, vaksin Covid-19 bisa segera ditemukan sehingga bisnis bisa kembali pulih. "Kita harus melihat kembali dalam tiga bulan ke depan perkembangan Covid-19, baik dari sisi produsen dan konsumen yang akan mempengaruhi keseimbangan demand-supply di pasar nikel," kata Bernardus.

Baca Juga: Gelar RUPST, Vale Indonesia (INCO) angkat Rudiantara jadi wakil presiden komisaris

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×