kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak turun 1%, didera kecemasan dari pasar saham global


Kamis, 25 Oktober 2018 / 08:35 WIB
Harga minyak turun 1%, didera kecemasan dari pasar saham global
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun sekitar 1% pada perdagangan Kamis (25/10) lantaran tertekan aksi jual dari pasar saham global. 

Harga minyak mentah Brent berjangka untuk kontrak pengiriman bulan depan, berada di level US$ 75,42 per barel pada 08.05 WIB, turun 1% dari hari sebelumnya. 

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 66,23 per barel atau turun 0,9% dari hari sebelumnya. 

"Harga minyak jatuh karena ada tekanan jual ekstrim. Aksi jual di pasar saham memicu kekhawatiran atas pertumbuhan permintaan minyak," ujar Lukman Otunuga, analis di broker berjangka FXTM, seperti dikutip Reuters, Kamis (25/10). 

Pasar memang dibayangi berbagai kekhawatiran termasuk soal perang dagang, anjloknya berbagai mata uang di emerging market, dan kenaikan biaya pinjaman dan imbal hasil obligasi, serta kekhawatiran ekonomi di Italia. 

Minyak WTI telah anjlok hampir 10% di bulan ini. Sementara harga minyak Brent telah turun hampir 9%. Pasar minyak juga masih cemas menjelang sanksi AS terhadap ekspor minyak mentah Iran yang dimulai pada 4 November mendatang. 

Di tengah tekanan dari Washington, perusahaan minyak China Sinopec dan China National Petroleum COrp belum memesan minyak dari Iran untuk November karena ada kekhawatiran kalau pelanggaran sanksi dapat berdampak pada operasional global perusahaan. 

China adalah pelanggan minyak terbesar Iran. Artinya, menghentikan impor minyak Iran berarti banyak penyulingan yang harus mencari pasokan alternatif di tempat lain. Di sisi lain, Stok minyak mentah komersial AS naik 6,3 juta barel menjadi 422,79 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×