kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak terseret ke bawah US$ 48 sebarel


Selasa, 06 Juni 2017 / 21:29 WIB
Harga minyak terseret ke bawah US$ 48 sebarel


Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ketegangan di Timur Tengah menyeret harga minyak mentah WTI hingga ke bawah level US$ 48 per barel.

Mengutip Bloomberg, Selasa (6/6) pukul 19.25 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juli 2017 di New York Mercantile Exchange turun 0,36% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 47,23 sebarel.

Krisis diplomasi yang terjadi di Timur Tengah jadi pemicu utama jatuhnya harga minyak WTI. Pada Selasa ini, Kuwait direncanakan bertandang ke Arab Saudi untuk mediasi dan menengahi hubungan antara Qatar dan Arab Saudi. Ketidakpastian ini sesaat menekan harga minyak mentah WTI.

“Selain juga pasar masih ragu akan upaya OPEC dalam menjaga kestabilan harga minyak mentah global,” ujar Stephen Brennock, Analis PVM Oil Associates Ltd seperti dilansir Bloomberg, Selasa (6/6).

Pasalnya meski sudah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 1,8 juta barel per hari hingga kuartal satu 2018 mendatang, namun produksi AS malah terbang ke level tertinggi sejak Agustus 2015. Yang terjadi di AS ini menjadi bayang negatif utama yang menekan harga minyak WTI di pasar global.

Dilaporkan produksi minyak AS harian naik menjadi 9,34 juta barel  pekan lalu. Meski demikian kejatuhan harga sedikit tertahan setelah dilaporkan stok minyak mentah AS di pelabuhan pengiriman minyak terbesar, Cushing, Oklahoma turun 750.000 barel pekan lalu.

Selain juga ditegaskan bahwa meski terjadi ketegangan diplomasi, namun Qatar masih dapat mengakses rute pengiriman dan distribusi minyaknya dari dan ke Arab Saudi sehingga untuk sesaat itu bisa menahan kejatuhan harga minyak WTI lebih dalam lagi. Namun selama ketidakpastian masih membalut pasar maka harga akan cenderung tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×