kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tergelincir penyebaran virus corona di China dan Korea Selatan


Jumat, 21 Februari 2020 / 11:25 WIB
Harga minyak tergelincir penyebaran virus corona di China dan Korea Selatan
ILUSTRASI. Harga minyak terkoreksi


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah jatuh setelah kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar turun kembali memuncak. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/2) pukul 11.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2020 di ICE Futures turun 31 sen atau 0,52% ke US$ 59,00 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret 2020 di Nymex juga melemah 28 sen atau 0,52% ke US$ 53,60 per barel. 

Harga minyak mulai terkikis setelah otoritas Korea Selatan mengkonfirmasi ada 52 infeksi virus corona baru di negara tersebut. Mayoritas kasus virus corona baru terjadi di Daegu. 

Baca Juga: Harga emas spot meroket ke US$ 1.623,90, level tertinggi dalam tujuh tahun

Jalan-jalan di kota terbesar keempat di Korea Selatan itu sepi sejak Kamis (19/2), setelah puluhan orang di Daegu terpapar virus corona. Hal ini digambarkan pihak berwenang sebagai peristiwa "penyebaran super".

Di China sendiri, yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia, kembali mengalami kenaikan kasus baru. Hal tersebut menandai berakhirnya penurunan kasus yang terjadi dalam tiga hari berturut-turut. 

"Satu risiko adalah apakah infeksi meningkat ketika orang kembali bekerja di China daratan, karena mereka mulai melakukannya meskipun jauh dari skala besar," kata Christopher Wood, ahli strategi di Jefferies.

"Risiko lainnya adalah dimulainya kembali kegiatan ekonomi di China lebih lama daripada, katakanlah, dengan kasus SARS pada 2003, karena Beijing memilih untuk memprioritaskan memerangi penyakit ini daripada target pertumbuhan PDB," tambahnya.

Baca Juga: Waduh, jejak virus corona masih ditemui pada pasien yang sudah sembuh

Keperkasaan dolar AS juga menekan harga minyak. The greenback kembali diburu sebagai tempat berlindung yang aman. Dengan dolar AS yang lebih kuat, membuat minyak lebih mahal karena komoditas biasanya dihargai dalam dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×