kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak menguat berkat optimisme lebih banyak stimulus jelang pelantikan Biden


Rabu, 20 Januari 2021 / 06:29 WIB
Harga minyak menguat berkat optimisme lebih banyak stimulus jelang pelantikan Biden
ILUSTRASI. Harga minyak kembali memanas


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah ditutup menguat seiring dengan keperkasaan pasar saham AS jelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Katalis utama yang menggerakan harga minyak datang berkat optimisme bahwa akan ada lebih banyak stimulus yang akhirnya mengangkat pertumbuhan ekonomi global.

Selasa (19/1), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 ditutup menguat US$ 1,15 atau 2,1% ke level US$ 55,90 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 62 sen atau 1,2% menjadi US$ 52,98. Asal tahu saja, harga minyak WTI kontrak Februari akan berakhir pada hari Rabu (20/1).

Tiga indeks utama Wall Street melesat setelah optimisme dari kinerja perbankan besar AS dan komentar dari calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen jelang pelantikan Biden pada hari Rabu.

Dalam pernyataannya di depan anggota parlemen, Yellen mendesak agar paket bantuan virus corona berikutnya dapat dikeluarkan lebih besar. Menurut mantan ketua Federal Reserve ini, manfaat stimulus yang lebih tinggi akan lebih baik ketimbang beban utang yang melonjak.

Baca Juga: Harga minyak terangkat naik karena optimisme terhadap perekonomian

"Saat ini kita mendekati awal era pemerintahan Biden di AS, para pedagang sekarang memiliki harapan untuk efek positif yang cepat pada pasar yang berasal dari paket stimulus yang dijanjikan (senilai US$ 1,9 triliun)," kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

Investor juga optimis atas permintaan di China, importir minyak mentah utama dunia, setelah data menunjukkan produksi kilang naik 3% ke rekor tertinggi pada 2020.

sementara itu, Halliburton Co memprediksikan pemulihan dalam industri minyak dan gas global akan terjadi mulai kuartal kedua. Ini terjadi usai penyedia jasa ladang minyak itu mengalahkan perkiraan laba atas pemotongan biaya dan kenaikan moderat dalam aktivitas menyusul kemerosotan tahun lalu.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal OPEC mengatakan dia sangat optimis pasar minyak akan pulih tahun ini dari penurunan permintaan akibat pandemi virus corona.

Satu-satunya sentimen negatif bagi harga minyak datang setelah International Energy Agency (IEA) memangkas prospek permintaan minyak pada 2021 menjadi rata-rata 96,6 juta barel per hari. Walau begitu, IEA tetap melihat adanya pemulihan pada paruh kedua tahun ini. 

Selanjutnya: Harga emas spot menanjak ke US$ 1.840 per ons troi, disokong pernyataan Yellen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×