kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak menghangat akibat penurunan stok minyak AS


Kamis, 14 Maret 2019 / 20:48 WIB
Harga minyak menghangat akibat penurunan stok minyak AS


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih berotot di perdagangan, harga minyak masih dilirik pelaku pasar dunia. Pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan stok minyak AS yang turun jadi katalis positifnya.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/3) pukul 20.00 WIB, Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,52 per barel. Harga ini naik 0,42% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 58,27 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI naik 3,28%.

Analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar menilai bahwa penguatan tak lepas dari pemangkasan produksi minyak oleh negara-negara pengekspor minyak dunia atau yang biasa disebut Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). "Dengan pemangkasan produksi minyak oleh OPEC, ditambah adanya sanksi AS terhadap Iran membuat harga minyak kini menguat," ujar Deddy kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Sekedar informasi saja, OPEC dan non-OPEC memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari pada awal tahun ini. Dengan kebijakan tersebut, OPEC akan terus memangkas minyak sebesar 0,8 juta barel per hari dan non-OPEC memangkas produksi 0,4 juta barel per hari.

Ditambah rilis data Crude Oil Inventories dari Energy Information Administration yang menunjukkan stok minyak AS turun 3,9 juta barel. "Angka ini jauh dari prediksi pasar yang mencapai 2,7 juta barel. Hal ini juga bisa membuat permintaan minyak menguat dan mendukung harga minyak," pungkasnya.

Untuk besok, Deddy memperkirakan harga minyak masih akan menguat di rentang US$ 57,40 sampai US$ 58,75 per barel. Sementara sepekan diproyeksi bergerak di level US$ 53,80 sampai US$ 60,70 per barel.

Secara teknikal, Deddy melihat harga bergerak naik di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Kemudian indikator RSI juga bergerak naik di area 14, indikator stochastic juga naik ke area 9,6, MACD naik ke level 12,26, indikator ADX naik ke area 12 dan CCI naik ke area 14. Dia pun merekomendasikan buy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×